Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Motif Pembunuhan Romo Faustinus Diduga Dendam Pribadi

Kompas.com - 16/02/2009, 21:31 WIB

BAJAWA, SENIN - Otopsi yang dilakukan terhadap jasad almarhum Romo Faustinus Sega Pr, Sabtu (14/2), pekan lalu, di Kabupaten Ngada, Flores, Nusa Tenggara Timur tidak percuma, karena selain dapat mengungkap penyebab kematian almarhum, jumlah tersangka, juga motif pembunuhannya.

Motif pembunuhan itu diduga karena dendam pribadi. Tim Kepolisian Resor (Polres) Ngada dengan penyidik Kepolisian Daerah (Polda) NTT juga telah menetapkan lima tersangka, dua orang di antaranya telah diringkus.

"Motif pembunuhan berdasarkan hasil penyidikan sementara ini karena dendam pribadi dari salah seorang tersangka terhadap korban (Romo Faustinus)," kata penyidik Polda NTT Ajun Inspektur Satu Buang Sine, Senin (16/2), yang dihubungi dari Ende, Flores.

Pengungkapan lima tersangka itu mengacu dengan adanya penguatan alat bukti dari hasil sementara otopsi, bahwa dari jasad Romo Faustinus terindikasi tindak kekerasan menggunakan benda tumpul.

Dari petunjuk hasil otopsi tersebut tim penyidik kemudian menajamkan penyidikan terhadap pesan singkat (SMS) telepon seluler yang diterima sejumlah saksi, di Desa Kotakeo, Kecamatan Nangaroro, Kabupaten Nagekeo, Flores. Pesan itu kiriman dari Theresia Tawa selaku saksi kunci, bahwa Romo Faustinus mati dibunuh.

"Dari SMS itu kami pertajam pemeriksaan terhadap Theresia Tawa, dan yang bersangkutan mengaku ada 4 pelaku yang membunuh Romo Faustinus. "Kami sudah menangkap seorang pelakunya. Jadi sudah dua tersangka yang ditangkap, termasuk Theresia Tawa ditetapkan sebagai tersangka, karena ikut membantu," kata Buang Sine.

Seorang tersangka yang lain adalah Rogasianus Waja alias Anus Waja, warga Desa Hobotopo, Kecamatan Mengeruda, Kecamatan Soa, Ngada. Anus Waja ditangkap hari Minggu (15/2) malam.

Theresia mengaku, Romo Faustinus meninggal dengan cara dipukul. Aksi itu dilakukan di salah satu rumah warga, di kawasan Soa. Polisi sekarang sedang mem buru tersangka yang lain.

Romo Faustinus yang waktu itu melayani umat sebagai Pastor Kapelan Paroki Raja Kabupaten Nagekeo ditemukan meninggal tanggal 13 Oktober 2008, di sebuah padang penggembalaan ternak Denabiko, di Kelurahan Olakile, Kecamatan Boawae, Nagekeo.

Pihak Polres Ngada saat itu kesulitan mengungkap penyebab kematian Romo Faustinus, karena tidak ada saksi yang menguatkan. Saat itu hanya terdapat saksi kunci Theresia Tawa, karena yang bersangkutan mengaku kepada polisi sempat membonceng Romo Faustinus dengan sepeda motor dalam perjalanan menuju ke rumahnya.

Dari pengakuan Theresia, Romo Faustinus sempat mengeluh sakit, lalu Romo Faustinus menghentikan sepeda motornya. Theresia sempat pulang ke rumahnya sebentar mengambil obat untuk diberikan pada Romo Faustinus. Setelah itu Theresia meninggalkan Romo Faustinus seorang diri di padang pengembalaan ternak tersebut.

Desakan begitu kuat datang dari umat Katolik di Ngada, maupun Nagekeo agar pihak Polres Ngada mengungkap penyebab kematian Romo Faustinus waktu itu.

Menurut Kepala Polres Ngada Ajun Komisaris Besar Erdi Swahariyadi, pihaknya kesulitan mengungkap penyebab kematian Romo Faustinus, karena pihak gereja, maupun keluarga korban semula menolak otopsi. Izin otopsi baru diberikan oleh pihak Keukupan Agung Ende hari Jumat (13/2), pekan lalu.

"Sebenarnya sejak awal kami sudah mencurigai Theresia Tawa, tapi masalahnya tidak ada bukti yang kuat untuk menetapkan yang bersangkutan sebagai tersangka. Paling tidak harus ada dua alat bukti yang menguatkan, hingga dari hasil sementara otopsi itu, dan SMS dari Theresia baru kami bertindak," kata Erdi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com