Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Calo Dukun Ponari Beraksi Malam Hari

Kompas.com - 16/02/2009, 07:09 WIB

JOMBANG — Sistem 'buka-tutup' praktik pengobatan dukun cilik Ponari (9) memicu munculnya sejumlah calo pengobatan. Calo-calo ini  beraksi malam hari—bermodus membawakan air pasien untuk dicelupi 'batu sakti' milik Ponari—dengan imbalan antara Rp 20.000-Rp 50.000 per pasien.

Para calo bekerja sama dengan oknum 'panitia pengobatan'. Cara kerja mereka, setelah mendapatkan calon pasien, mereka menghubungi 'panitia dalam' yang memiliki akses langsung ke Ponari. Panitia itulah yang kemudian membawa air dari pasien untuk dicelupi batu ajaib milik dukun cilik asal Dusun Kedungsari, Balongsari, Megaluh, Kabupaten Jombang, tersebut.

Yadi (35), warga desa setempat, adalah satu dari beberapa calo tersebut. Yadi mengaku sering mendapat order dari pasien untuk menyampaikan air dalam wadah botol maupun toples ke Ponari untuk dicelupi batu ajaib.

"Titipan itu saya serahkan ke panitia, kemudian diberikan kepada Ponari untuk dicelupi batu ajaib. Setelah itu air yang sudah dicelup batu saya kembalikan lagi ke pasien," katanya.

Untuk jasanya, Yadi mengaku mendapat imbalan antara Rp 20.000-Rp 50.000 dari setiap pasien. Sebagian diberikan kepada oknum panitia yang membantu.

"Biasanya itu dilakukan pada malam hari," kata Yadi, yang bila siang hari bekerja sebagai tukang ojek di lokasi pengobatan Ponari.
Menurut Yadi, praktik bak calo itu bukan hanya dia yang melakukan, melainkan juga oleh beberapa warga setempat.

"Tapi kami harus betul-betul hati-hati. Karena, kalau sampai ketahuan pasien lain, mereka bisa marah," tutur Yadi.

Hanya, Yadi enggan merinci jumlah penghasilan dari jasanya menjadi calo pengobatan itu setiap malam. Satu hal pasti, Yadi aktif mendekati calon-calon pasien yang menginap di sana, meski tetap secara rahasia alias diam-diam.

Seperti diberitakan, sejak sekitar sebulan lalu Ponari dikenal sebagai dukun cilik. Dia mengobati pasien dengan  batu ‘sakti’, yang diperoleh saat ada sambaran petir sewaktu hujan lebat. Cara pengobatan, Ponari memasukkan batu ke dalam air, dan air tersebut kemudian diminum pasien.

Keberadaan Ponari membuat ribuan calon pasien antre berdesakan dan menelan empat korban jiwa. Sejak Kamis (12/2) polisi menutup praktik Ponari, tetapi Sabtu (14/2) sore Ponari praktik kembali. Kabar lain, ayah Ponari, Khomsin (42), dianiaya keluarga Dawuk (35) saat meminta agar sang anak tak dieksploitasi sebagai dukun cilik. (sutono)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com