Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sumur Tetangga Ponari Pun 'Kecipratan' Kesaktian

Kompas.com - 14/02/2009, 13:12 WIB

Hal itu diyakini Ano Setiawan (34) yang datang bersama istrinya dari Madiun untuk mencari kesembuhan bagi anak mereka. Lulusan SMA yang menjadi buruh dengan penghasilan Rp 25.000 per hari itu sudah di lokasi tersebut sejak Minggu, tetapi Ponari belum bisa ditemui. ”Ya, saya ambil air dan tanahnya saja. Pokoknya saya yakin,” kata Ano sambil memotong daun pisang untuk membungkus tanah.

Suwaji (49) dari Bojonegoro juga memutuskan membawa air dari sumur tetangga Ponari. ”Saya sudah ke sini enam kali. Lima kali sebelumnya saya dapat air dari Ponari dan keluarga saya sembuh. Sekarang saya dimintai tolong juragan saya,” ujarnya.

Purwanto (35), pegawai Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia di Bandara Soekarno-Hatta, Cengkareng, yang ikut mengantre bersama kerabatnya, Sutar (48), mengatakan tidak tahu cara mengakses Jamkesmas.

Calon pasien lain, Istiqomah (54), pedagang ikan laut di Pasar Batu, Kota Batu, mengaku enggan mengurus Jamkesmas karena terlalu berbelit. ”Kalau sama Ponari, langsung datang, (bayar) seikhlasnya dan insyaAllah sembuh. Saya ke dokter berkali-kali dan sudah habis banyak uang, tetapi belum sembuh,” kata Istiqomah.

Latar belakang pasien dan calon pasien Ponari tidak hanya kalangan masyarakat yang kurang mampu atau kesulitan menjangkau pelayanan kesehatan yang berkualitas.

Padahal, orangtua Ponari, Kamsen (30) dan Mukaromah (28), bersepakat agar anak mereka menghentikan praktik pengobatan. Kesepakatan itu diputuskan pihak keluarga, pimpinan daerah, guru sekolah, dan petugas kesehatan di Kantor Kecamatan Megaluh. Penyebabnya, Ponari jatuh sakit. Ponari juga ingin kembali sekolah, apalagi masyarakat sekitar rumah mereka terganggu akibat banyak orang datang.

Namun, hingga Jumat, Ponari yang duduk di kelas III SD Negeri 1 Balongsari, Megaluh, belum masuk sekolah. Mukhlison, kerabat Ponari yang membantu mengatur calon pasien, mengatakan, untuk sementara Ponari belajar di rumah dibimbing seorang gurunya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com