Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ribuan Tamiflu di Bali Kedaluwarsa Tahun Ini

Kompas.com - 13/02/2009, 16:05 WIB

DENPASAR, JUMAT — Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bali Nyoman Sutedja menyatakan, ribuan tamiflu untuk persediaan adanya pasien terkait flu burung (avian influenza) di Pulau Dewata memiliki masa kedaluwarsa tahun ini. Hal ini menjadikan Dinas Kesehatan Bali khawatir kekurangan persediaan jika kasus flu burung mencuat kembali setelah peristiwa 1,5 tahun lalu yang menewaskan tiga orang positif terserang virus H5N1.

Menurutnya, kekhawatiran ini dipicu dengan adanya kasus belasan ayam mati positif virus H5N1 dan seorang warga sakit di Dusun Sibang, Desa Jagapati, Kabupaten Badung, awal Februari ini. "Ribuan tamiflu masih tersimpan rapi di dalam kardus di gudang obat dinkes dan kedaluwarsa tahun ini. Obat ini dikirim dari pusat mulai 2005 secara bertahan," kata Nyoman Sutedja, di Denpasar, Jumat (13/2).

Meskipun demikian, ia berharap masyarakat tidak perlu khawatir soal ketersediaan tamiflu. Alasannya, penanganan kasus flu burung pada manusia sudah dapat ditangani di tiga rumah sakit, yakni Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah (Denpasar), Rumah Sakit Umum Daerah Sanjiwani (Gianyar), dan Rumah Sakit Umum Daerah Tabanan (Tabanan).

Selain itu, Nyoman Sutedja menegaskan, I Putu Prana Yoga (19), warga Dusun Sibang yang sempat dikabarkan diduga terinfeksi flu burung, itu dinyatakan bebas tidak terinfeksi setelah dilakukan beberapa hari perawatan di rumahnya. Meski dinyatakan bebas flu burung, Dinas Kesehatan Bali tetap mengirimkan sampel darah Yoga untuk lebih meyakinkan pasien, pihak keluarga, dan masyarakat.

Karenanya, ia mengingatkan kepada masyarakat agar berhati-hati bersentuhan atau kontak dengan unggas. Ia berjanji akan menggiatkan kembali program sosialisasi menghindari dan menangani dugaan flu burung di lingkungan masyarakat.

Sementara hal senada diungkapkan oleh Kepala Dinas Peternakan Provinsi Bali Ida Bagus Alit agar masyarakat waspada jika kontak dengan unggas. Alasannya, ia mengaku kesulitan mengawasi peredaran unggas di Pulau Dewata.

"Unggas-unggas di Bali ini sebagian masih berasal dari luar yang diselundupkan melalui pelabuhan-pelabuhan kecil. Unggas selundupan ini yang dicurigai berpotensi menularkan virus H5N1 ini," jelas Bagus Alit.

Sebagai langkah antisipasi, pihaknya berjanji akan terus melakukan pemantauan lapangan terhadap unggas-unggas di seluruh Bali. "Kami terus melakukan penyuluhan kepada masyarakat," ujarnya.

Bali masih memberlakukan larangan masuknya unggas hidup dari luar pulau sejak 2005 melalui peraturan gubernur. Unggas mati dalam bentuk daging masih diperbolehkan dengan izin khusus.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com