Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wayang Jangan sampai Sekarat

Kompas.com - 17/12/2008, 20:52 WIB

YOGYAKARTA, RABU — Pentas wayang harus lebih banyak digelar untuk menggiring masyarakat agar mengenal dan tertarik pada kesenian tradisi luar biasa ini. Wayang bisa fleksibel demi tujuan itu karena bisa ditampilkan secara ringan, populer, dan berdurasi singkat.

Hal itu dikatakan Ketua Persatuan Pedalangan Indonesia (Pepadi) Pusat Ekotjipto, Rabu (17/12), di sela-sela Musyawarah Nasional (Munas) V Pepadi, di Hotel Garuda. Ekotjipto, dalam munas di Hotel Garuda itu, kembali terpilih sebagai Ketua Pepadi Pusat dan kali ini memegang tampuk pada periode 2008-2013.

Pepadi-pepadi daerah akan berusaha agar wayang dipentaskan dalam perhelatan instansi dan kantor-kantor. "Selain itu Pepadi juga coba memperbanyak festival wayang, seminar tentang wayang. Jelas bukan hal ringan, namun harus dicoba," ujarnya.

Selain memperbanyak pentas wayang, Pepadi juga akan memperjuangkan sanggar-sanggar wayang yang saat ini terdapat lebih dari 200 buah. Terkait hal itu, Pepadi segera mendesak Departemen Pendidikan Nasional bisa menggulirkan bantuan rutin ke sanggar.

UNESCO, organisasi dari Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB), beberapa tahun lalu, rutin memberi bantuan dana operasional bagi 14 sanggar di Indonesia. Sanggar-sanggar yang merupakan proyek percontohan bagi UNESCO itu, dibantu selama dua tahun.

"Wayang jangan sampai sekarat atau bahkan mati karena wayang adalah tontonan yang tuntunan. Media sangat diharapkan perannya untuk mendukung pengenalan wayang," kata Ekotjipto.

Penasihat Pepadi DIY Condroyono mengutarakan, tak salah jika wayang disajikan lebih ringan sehingga bisa membumi seperti jathilan, angguk, dan ketoprak. Dengan begitu, orang juga akan senang menanggap wayang karena tidak dianggap kaku.

Pemerintah semestinya bisa mengalokasikan anggaran untuk wayang. Berharap sponsor untuk pertunjukan wayang, tak mungkin. Pemerintah adalah pihak yang semestinya bisa dan selalu membantu wayang. Mumpung wayang kita tidak pada kondisi nol, masih bisa kita selamatkan dan kembangkan. Jangan sampai terlambat, ujarnya. (Lukas Adi Prasetya)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com