JAKARTA, JUMAT - Upaya mengatasi kerusakan hutan melalui intensifikasi pertanian semata dinilai tidak akan berhasil. Pasalnya, petani kopi kecil seringkali menggunakan lahan bekas hutan.
Hal tersebut disampaikan analis Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Bustanul Arifin dalam risetnya yang mengkaji beberapa program atau struktur intensif telah mendorong kerusakan hutan yang disebabkan oleh para petani kopi skala kecil di Indonesia."Akses petani kecil menjadi mudah karena lahan yang murah, dan seringkali lahan yang digunakan adalah bekas hutan," kata Bustanul, saat jumpa pers, di Jakarta, Jumat (21/11).
Bustanul mengatakan penelitian ini menunjukkan semakin intensifnya produksi justru menyebabkan hasil berlawanan dari yang diharapkan. Selama tiga dekade terakhir sektor kopi di Indonesia mengalami pertumbuhan. Peningkatan produktifitas juga dapat menyebabkan peningkatan hutan dan situasi dimana terjadi kelebihan tenaga kerja, karena buruh pertanian migran mencoba peruntungan baru.
Penelitian ini dilakukan bersama peneliti lain yang tergabung dalam Australia Indonesia Governance Researh Partership (AIGRP) seperti Richard Geddes (Research Assistant at the University of Sidney), serta Bill Pritchard (Associate Professor at The University), dan Bustanul.
"Penelitian ini dilakukan dengan observasi di Lampung dan Aceh," kata Bustanul.Nantinya, penelitian ini akan dipresentasikan bersama 8 penelitian lainnya dalam Policy Research Forum (PRF) yang akan dilaksanakan pada tanggal 1 Desember 2008 di Jakarta.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.