Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tolak Impor Daging dari Brasil!

Kompas.com - 18/11/2008, 11:14 WIB

JAKARTA, SELASA — Rencana pemerintah untuk membuka keran impor daging sapi dari Brasil seusai kembalinya Menteri Pertanian dari kunjungan ke Brasil pertengahan Maret dinilai sebagai tindakan gegabah. Selain bertentangan dengan rencana swasembada daging 2010, sejumlah negara bagian di Brasil dikenal terjangkit penyakit mulut dan kuku (PMK).

"Brasil bukan negara yang berstatus bebas PMK," kata Pengurus Harian Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) Indaj Sukmaningsih di Jakarta, Selasa (18/11).

YLKI bersama Indonesian Veterinary Watch dan Peduli Vetenary menolak rencana pemerintah tersebut. Menurut ketiga lembaga ini, kebijakan pemerintah yang bertujuan untuk menyediakan daging sapi murah itu justru dapat menimbulkan resiko masuknya kembali PMK ke Indonesia setelah kelumpuhan dunia peternakan pada tahun 1963-1986 akibat infeksi PMK.

Tiga alasan utama yang mendasari penolakan ini adalah, pertama lemahnya pengawasan dari pemerintah, buktinya daging impor ternyata masih bertulang. Kedua, masih banyak produsen daging yang tidak bertanggung jawab, dan yang terakhir, lemahnya daya beli masyarakat sehingga memilih membeli jeroan dan daging sapi yang murah.

Ia menambahkan, sebenarnya jika pemerintah mau berupaya keras menggenjot produksi daging di dalam negeri, hal itu lebih baik. Pasalnya, daging sapi dan jeroan dalam negeri memang sudah mendapat penilaian bebas dari PMK.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com