Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengusaha Sulut Kritik BIMP EAGA

Kompas.com - 04/11/2008, 16:13 WIB

MANADO, SELASA - Pelaku dan pengamat ekonomi di Sulawesi Utara menilai kerja sama empat negara ASEAN tergabung dalam forum BIMP-EAGA hanya berlangsung di atas kertas. Lebih seratus pertemuan dilakukan selama 14 tahun dalam berbagai aspek tak menunjukkan kerjasama yang signifikan karena menonjolnya perbedaan masing-masing negara dalam penerapan kerja sama. Hal itu diungkapkan pengusaha Ronny Lumempouw dan Daniel Pesik, usai konferensi negara BIMP-EAGA mengenai ekowisata berbasis masyarakat (community-based ecotourism) di Hotel Sintesa Peninsula Manado, Selasa (4/11).

Menurut Lumempouw dan Pesik kurang berhasilnya kerja sama BIMP EAGA karena kebijakan kerja sama masing-masing negara tidak seragam. Ia juga mempertanyakan sikap pemerintah Indonesia yang kurang serius untuk mendorong daerah-daerah di Tanah Air yang terlibat dalam BIMP EAGA. Pengusaha butuh intesif pajak dan aturan yang memudahkan.

Perbedaan paling mencolok terletak pada sektor bea cukai karena masing-masing negara menerapkan kebijakan berbeda. Dicontohkan penerapan cukai tekstil Indonesia per kodi tetapi Filipina menerapkan cukai per item. "Jadi setiap barang dikenakan pajak. Belum pada sektor perikanan yang banyak aturan bertentangan antar satu negara," katanya.

Tahun 1994 empat negara ASEAN menyepakati terbentuknya kawasan kerja sama yang diberi nama Brunei Darussalam-Indonesia-Malaysia-The Philippines East ASEAN Growth Area (BIMP-EAGA). Kesepakatan dimaksudkan untuk memperkuat posisi ekonomi dan perdagangan di kawasan ASEAN, serta upaya menjadikan wilayah tersebut memiliki akses penting bagi lalu lintas perdagangan baru antara Asia dan Pasifik.

Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat Aburizal Bakrie yang membuka acara itu Jumat lalu mengatakan optimisme kerjas ama BIMP-EAGA pada sektor ekowisata yang diikuti empat negara dan sejumlah badan wisata internasional.

Ia meminta 13 daerah daerah di Indonesia yang tergabung dalam forum BIMP-EAGA memanfaatkan peluang kerja sama tersebut, sektor paling penting adalah aktivitas dan kreatifitas pengusaha. Dikatakan pertemuan negara BIMP-EAGA masih secara rutin dilakukan oleh sejumlah daerah di Indonesia dalam berbagai aspek.

Kemajuan ekonomi pada negara-negara BIMP EAGA terletak pada kiprah pengusaha sendiri. Pemerintah Indonesia membuka lebar aktivitas ekonomi di kawasan tersebut dengan membuka pintu masuk. "Dalam hal ini pemerintah bertindak sebagai motivator," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com