Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sutiyoso Ingin Perkuat Pertahanan Laut

Kompas.com - 29/10/2008, 01:23 WIB

SUPIORI, RABU - Sutiyoso yang sudah mendeklarasikan diri sebagai calon presiden pada Pilpres 2009 menyatakan ingin meningkatkan kekuatan pertahanan negara untuk menjaga wilayah negara kesatuan Indonesia yang sangat luas. "Wilayah perairan Indonesia yang sangat luas dan kaya akan sumber daya alam harus dikelola dan dijaga dengan baik sehingga tidak mudah bagi kapal-kapal asing mencuri ikan di negara kita," kata Sutiyoso dalam dialog dengan warga Kabupaten Supiori, Papua, di distrik Supiori Selatan, Selasa (28/10).

"Lalu bagaimana mengatasinya, ya angkatan laut kita harus diperkuat, peralatannya harus ditingkatkan dan tidak kalah dengan kapal-kapal asing. Jadi kalau ada kapal asing yang mencuri ikan, tenggelamkan saja," katanya.

Menurut Sutiyoso, apabila kapal-kapal Angkatan Laut Indonesia kalah canggih, maka sulit untuk menindak kapal-kapal asing yang mencuri ikan di perairan Indonesia. Kekayaan sumber daya laut yang melimpah di tanah air seharusnya bisa dimanfaatkan untuk kesejahteraan rakyat. "Australia saja kalau ada kapal nelayan kita yang ke sana, mereka membakar dan menenggelamkannya," kata Sutiyoso mencontohkan.

Menurut Sutiyoso, ikan-ikan yang dicuri kapal-kapal asing dari perairan Indonesia nilainya bisa mencapai Rp 30 triliun dalam setahun. "Bapak ibu bisa bayangkan, betapa besar kerugian kita akibat pencurian ikan. Bapak ibu tahu berapa nolnya triliun itu, nolnya 12," katanya.

Berdialog dengan warga Supiori yang sebagian besar hidup sebagai nelayan, Sutiyoso mengatakan, kedatangannya ke Supiori yang dari Biak ditempuh dengan perjalanan laut menggunakan speedboat selama 2,5 jam itu adalah untuk mengetahui permasalahan-permasalahan dan keinginan warga Papua.

Dengan datang dan mendengar keinginan rakyat, kata Sutiyoso, dirinya bisa mengetahui secara langsung aspirasi dan kondisi masyarakat sehingga apabila terpilih menjadi presiden nanti ia sudah mendapatkan referensi untuk program-program pembangunannya.

Sutiyoso yang dalam perjalanan laut memantau alam sekitar mengatakan, Supiori adalah daerah yang potensial tidak hanya kekayaan tambang yang mungkin terkandung di dalamnya, tetapi juga potensi pariwisata dengan alam-alamnya yang masih asli. Banyak pulau-pulau dan pantai-pantai indah di sekitar Supiori yang dapat dikembangkan menjadi obyek wisata yang bagus, apalagi kondisinya masih alami.

Menurut Sutiyoso, apabila daerah-daerah itu dikembangkan menjadi obyek wisata pasti banyak turis yang akan berkunjung dan turis menyukai daerah-daerah yang masih sangat alami seperti di Supiori maupun wilayah Papua lainnya.

Ia mencontohkan, Kepulauan Seribu yang tidak lebih baik dan tidak sebersih alam di Supiori saja bisa menjadi obyek wisata yang menguntungkan. "Yang penting bagaimana kita mempromosikannya dan membangun infrastruktur yang dibutuhkan. Kalau itu bisa dicapai, maka masyarakat setempat juga akan menikmati hasilnya dan kesejahteraan juga meningkat," ujarnya.

Guna mendukung pengembangan pariwisata, sumber daya manusia setempat juga harus ditingkatkan, masyarakatnya harus banyak senyum, dan belajar berbahasa Inggris. Oleh karena itu perlu dibangun sekolah-sekolah baik di Papua, kesejahteraan guru juga harus ditingkatkan.

Anggaran pendidikan juga harus ditingkatkan menjadi minimal 20 persen dari APBD dan pembangunan infrastruktur diutamakan. "Saya tahu dari APBD Supiori yang sekitar Rp 400 miliar, pasti Rp 200 miliar di antaranya sudah habis untuk biaya gaji pegawai," kata Sutiyoso.

Dalam sambutannya, Sutiyoso juga mengingatkan akan pentingnya kesehatan karena di Papua ini banyak mudah terserang malaria, dan masalah kesehatan lain seperti AIDS yang menggerogoti daya tahan tubuh penderitanya.

Sementara Bupati Supiori Jules F Warikar dalam sambutannya mengaku terharu dengan kedatangan Sutiyoso ke daerahnya yang sulit dijangkau, baik dari darat maupun laut. "Menjadi perhatian kami apa yang telah dikatakan pak Sutiyoso. Kami terharu karena selama ini pemimpin nasional dari republik ini belum ada yang datang ke kami," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com