Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tidur Beralas Kardus, Warga Taman BMW Masih Bertahan

Kompas.com - 02/09/2008, 17:29 WIB

JAKARTA, SELASA - Puluhan Kepala Keluarga (KK) yang digusur dari Taman BMW masih bertahan di tenda-tenda sementara yang terbuat dari seng dan kardus. Mereka masih menantikan kejelasan mengenai tanah yang telah didiami sekitar 15 tahun tersebut.

Berdasar pantauan Kompas.com hari ini, beberapa warga yang masih bertahan menunggu pengaduan mereka ke DPRD DKI Jakarta Komisi A dan Komnas HAM yang disampaikan beberapa waktu yang lalu.

Menurut salah satu warga RT 08 RW 10 Ronald, warga yang bertahan itu menunggu apa yang akan diputuskan pemerintah terkait nasib mereka. "Katanya ada dua opsi, kami dipulangkan ke kampung masing-masing atau dipindahkan ke rumah susun. Tapi sampai sekarang belum ada keputusan, lha kami mau tinggal dimana, kalau ditelantarkan begini, apa pemerintah itu dah ndak nggagep rakyat miskin kayak kami," katanya.

Sedangkan menurut Ronald, status tanah masih disangsikan berapa luas Taman BMW. Ia juga menuturkan dalam salah satu butir surat yang disampaikan pada DPRD DKI Jakarta dikatakan menurut Keputusan Pengadilan Penetapan HAK Nomor 1641 PDT/P.2005/PN Jakarta Utara tanggal 25 November 2005 Hak Atas Tanah Eigendom Nomor 309 atas nama Saamah seluas kurang lebih 3 ratus ribu meter persegi. Tanah itulah yang ditempati warga dengan lokasi Jl Martadinata dan Jl Sunter Permai Raya Kelurahan Papanggo, Kecamatan Tanjung Priok, Jakarta Utara.

Akibat penggusuran tersebut, banyak warga yang terlantar tidak mempunyai tempat tinggal sehingga masih menempati Eks Penggusuran Taman BMW dengan mendirikan tenda-tenda. Namun aparat satpol PP melarang dan merusak tenda-tenda tersebut beberapa kali.

Sekarang beberapa dari mereka mendirikan tenda-tenda di samping rel kereta di sepanjang jalan tepi taman BMW hingga ke bawah kolong tol. Mereka tidur hanya beralaskan kardus, padahal banyak anak kecil dan bayi yang masih harus digendong ibunya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com