Warga Tetap Bertahan di Taman BMW

JAKARTA, SELASA - Ratusan warga masih menempati lokasi Taman BMW, Tanjung Priok, Jakarta Utara, pascapenggusuran yang dilakukan Pemerintah Walikotamadya Jakarta Utara hari Minggu lalu. Bersama keluarganya, warga mendirikan tenda-tenda yang terbuat dari sisa puing-puing walaupun tanpa aliran listrik dan air bersih.

Menurut keterangan Setiawan (55), salah seorang warga, ia dan warga lainnya menempati kembali lokasi tersebut karena tidak memiliki uang untuk membayar sewa kontrakan di tempat baru. "Biaya kontrakan di sekitar sini naik dari Rp350.000 menjadi Rp600.000. Itu pun harus dibayar kontan," tutur Setiawan.

Mengenai rencana Pemkot Jakut untuk memulangkan warga, Setiawan mengaku sampai saat ini belum ada petugas yang mendata. "Lagipula, saya mau pulang ke mana? Saya dan anak-anak saya lahir di Jakarta," katanya.

Hal yang sama dialami Eba (44), pendatang asal Tasikmalaya, Jawa Barat. "Di kampung saya tidak ada mata pencarian. Mungkin saya akan pulang untuk sementara, buat nenangin diri," tutur ibu tujuh anak ini.

Baginya, kejadian pembongkaran rumahnya tidak mungkin dilupakan. "Kok ada orang yang setega itu. Kami semua sekarang menjadi terlantar," katanya.

Roni (50), pendatang asal Sulawesi Utara, juga mengatakan tidak punya tempat tinggal lagi di kampungnya. Ia mengeluhkan peristiwa pembongkaran tersebut. "Kalau memang dilarang ditempati, pemerintah harusnya bilang dari awal. Kita juga tidak berani untuk menempati," tuturnya.