Daendels Menaklukkan Puncak Pass?

Dia menambahkan, setiba di puncak, mereka jalan terus menurun dan saat ketinggian berkurang sekitar 1.000 kaki, tibalah kereta di Cipanas. Pembangunan jalan tersebut mempersingkat waktu tempuh. Batavia-Buitenzorg dapat ditempuh dalam lima jam hingga enam jam. Perjalanan Buitenzorg-Megamendung sekitar empat setengah jam.

Keberadaan jalan di jalur Megamendung sungguh memperpendek waktu perjalanan Batavia-Tjipanas. Pada abad 18, Marie-Louise Ten Horn-Van Nispen menjelaskan, perjalanan Batavia-Tjipanas memakan waktu delapan hari!

Jalur Tjibadak-Soekaboemi

Dalam buku sejarah mengenai Kereta Setan (mobil-red) tahun 1920 dalam bahasa Belanda, seorang wartawan De Locomotief, koran terbitan Semarang mencatat versi berbeda. Dia mencatat pemecahan rekor kecepatan Batavia-Soerabaja melalui jalur Buitenzorg (Bogor-red)-Tjibadak-Soekabumi-Tjiandjoer-Bandoeng. Perjalanan tersebut tidak melalui jalur Puncak.

Menanggapi pendapat tersebut, Djoko Marihandono menjelaskan, jalan ke Sukabumi dari Buitenzorg dibangun tahun 1813 semasa Thomas Stamford Raffles berkuasa sebagai Letnan Gubernur Jenderal mewakili tahta Kerajaan Inggris. Waktu itu Raffles sejalan dengan upaya meningkatkan kas pendapatan negara dengan menerapkan landrente yakni menyewakan tanah untuk perkebunan, kata Djoko.

Menurut dia, bukti tersebut dapat ditemukann dalam tulisan F De Haan tentang Preanger Stelsel.

Meski menyisakan perdebatan, prakarsa Daendels untuk membangun jalan melintasi Gunung Megamendung adalah salah satu rekayasa teknik terbaik yang dilakukan di abad 19 dan menjadi modal bagi perekonomian Indonesia pasca-kemerdekaan.