Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ahmadiyah: Apakah Kami Tidak Boleh Sholat?

Kompas.com - 10/06/2008, 18:07 WIB

KEDIRI, SELASA - Surat Keputusan Bersama tentang Ahmadiyah yang ditandatangi oleh Menteri Agama, Jaksa Agung dan Menteri Dalam Negeri dinilai rancu karena bisa memunculkan multitafsir. Dikhawatirkan, SKB ini akan memicu konflik di tingkatan masyarakat akar rumput hanya karena mereka salah menginterpretasikan isi surat tersebut.

Pernyataan itu disampaikan oleh Dino Ferdian atau Dino Taher Achmad, mubaligh Jemaah Ahmadiyah Indonesia yang ditugaskan di Kota Kediri, Jawa Timur, saat ditemui di kediamannya Selasa (10/6) pagi.

Dalam poin satu dan poin dua SKB berisi tentang perintah kepada penganut, anggota atau pengurus Jemaat Ahmadiyah Indonesia untuk menghentikan penyebaran penafsiran dan kegiatan yang menyimpang dari pokok-pokok ajaran agama Islam.

Padahal Ahmadiyah sendiri selama ini merasa bahwa ajaran yang mereka anut tidak pernah menyimpang dari agama Islam. Dasar hukum yang mereka gunakan juga sama yakni Al Qur an. Oleh karena itu, jemaah Ahmadiyah di Kota Kediri bingung, kegiatan apa yang harus dihentikan.

"Apakah kami tidak boleh sholat, karena kegiatan kami sehari-hari adalah sholat. Pemerintah dan bahkan siapa pun tidak punya hak melarang kami sholat, karena sholat itu bersifat personal dan merupakan urusan antara Tuhan Sang Pencipta dengan umatnya," kata Dino.

Puguh Abdul Qudus, jemaah Ahmadiyah yang lain menambahkan, pihaknya sangat menyesalkan sikap pemerintah yang dinilai tidak menghargai kebebasan beragama. "Jika kami dilarang melakukan kegiatan, apakah kami harus tinggal diam apabila melihat tetangga atau orang yang sedang melintas butuh pertolongan. Bukankah pada dasarnya fitrah manusia itu baik," katanya.

Sejak Ahmadiyah masuk ke Indonesia sebelum kemerdekaan sampai saat ini, belum pernah terdengar mereka membuat ulah. Bahkan Ahmadiyah juga turut berjuang mencapai kemerdekaan bangsa Indonesia bersama-sama dengan organisasi keagamaan lainnya.

Kendati sangat kecewa dengan sikap pemerintah, Jemaah Ahmadiyah di Kediri tidak berencana melakukan aksi. Mereka hanya diam dan menunggu instruksi dari organisasi di pusat. Selain itu, mereka juga tetap menjaga hubungan baik yang telah terbina selama ini dengan masyarakat di lingkungan sekitarnya.

Untuk mengantisipasi munculnya gejolak dari kalangan masyarakat tertentu, jauh-jauh hari, Ahmadiyah Kediri sudah berkoordinasi dengan Polresta Kediri. "Yang kami khawatirkan adalah adanya kelompok tertentu yang salah menginterpretasikan SKB, lantas menyerang kami, hanya karena kami melakukan sholat, dan sholat itu dianggap sebagai kegiatan," kata Dino.(NIK)

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Polri: Fredy Pratama Masih Gencar Suplai Bahan Narkoba Karena Kehabisan Modal

    Polri: Fredy Pratama Masih Gencar Suplai Bahan Narkoba Karena Kehabisan Modal

    Nasional
    SYL Ungkit Kementan Dapat Penghargaan dari KPK Empat Kali di Depan Hakim

    SYL Ungkit Kementan Dapat Penghargaan dari KPK Empat Kali di Depan Hakim

    Nasional
    Saksi Mengaku Pernah Ditagih Uang Pembelian Senjata oleh Ajudan SYL

    Saksi Mengaku Pernah Ditagih Uang Pembelian Senjata oleh Ajudan SYL

    Nasional
    Polri Sita Aset Senilai Rp 432,2 Miliar Milik Gembong Narkoba Fredy Pratama

    Polri Sita Aset Senilai Rp 432,2 Miliar Milik Gembong Narkoba Fredy Pratama

    Nasional
    Pesawat Super Hercules Kelima Pesanan Indonesia Dijadwalkan Tiba di Indonesia 17 Mei 2024

    Pesawat Super Hercules Kelima Pesanan Indonesia Dijadwalkan Tiba di Indonesia 17 Mei 2024

    Nasional
    Daftar Sementara Negara Peserta Super Garuda Shield 2024, dari Amerika hingga Belanda

    Daftar Sementara Negara Peserta Super Garuda Shield 2024, dari Amerika hingga Belanda

    Nasional
    Profil Haerul Amri, Legislator Fraksi Nasdem yang Meninggal Ketika Kunker di Palembang

    Profil Haerul Amri, Legislator Fraksi Nasdem yang Meninggal Ketika Kunker di Palembang

    Nasional
    Demokrat Minta Golkar, Gerindra, PAN Sepakati Usung Khofifah-Emil Dardak di Pilkada Jatim 2024

    Demokrat Minta Golkar, Gerindra, PAN Sepakati Usung Khofifah-Emil Dardak di Pilkada Jatim 2024

    Nasional
    SYL Beli Lukisan Sujiwo Tejo Rp 200 Juta Pakai Uang Hasil Memeras Anak Buah

    SYL Beli Lukisan Sujiwo Tejo Rp 200 Juta Pakai Uang Hasil Memeras Anak Buah

    Nasional
    Anggota Komisi X DPR Haerul Amri Meninggal Saat Kunjungan Kerja

    Anggota Komisi X DPR Haerul Amri Meninggal Saat Kunjungan Kerja

    Nasional
    Polri Desak Kepolisian Thailand Serahkan Fredy Pratama ke Indonesia Jika Tertangkap

    Polri Desak Kepolisian Thailand Serahkan Fredy Pratama ke Indonesia Jika Tertangkap

    Nasional
    Jokowi Sebut 3 Hal yang Ditakuti Dunia, Wamenkeu Beri Penjelasan

    Jokowi Sebut 3 Hal yang Ditakuti Dunia, Wamenkeu Beri Penjelasan

    Nasional
    Soal 'Presidential Club', Djarot PDI-P: Pak Prabowo Kurang Pede

    Soal "Presidential Club", Djarot PDI-P: Pak Prabowo Kurang Pede

    Nasional
    Polri Serahkan Kasus TPPU Istri Fredy Pratama ke Kepolisian Thailand

    Polri Serahkan Kasus TPPU Istri Fredy Pratama ke Kepolisian Thailand

    Nasional
    Evaluasi Arus Mudik, Jokowi Setuju Kereta Api Jarak Jauh Ditambah

    Evaluasi Arus Mudik, Jokowi Setuju Kereta Api Jarak Jauh Ditambah

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com