Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penjual Bensin Eceran Tak Kehilangan Akal

Kompas.com - 12/05/2008, 21:01 WIB

PALEMBANG, SENIN - Sulit beli BBM di SPBU pakai jeriken, penjual bensin eceran tidak kehilangan akal agar mendapatkan keuntungan berlipat. Modusnya, mengisi penuh tanki mobil di SPBU untuk kemudian dipindah ke dalam jeriken.

Udin (31), pengecer minyak di Jl Jend A Yani, Senin (12/5), mengatakan, aktivitas itu sengaja dilakukan menjelang penetapan kenaikan bensin menjadi Rp 6.000 per liter 1 Juni mendatang.

Ia mendapat 80 liter bensin hasil dua kali bolak balik SPBU di kawasan yang sama. Dibeli seharga Rp 4.500 per liter dan rencananya akan dijual Rp 7.000 per liter. Udin juga pakai modal Rp 35 ribu untuk menyewa pikup hitam BG 9227 B milik tetangganya.

Bensin dari tanki dikuras ke dalam dua jeriken ukuran 40 liter dan tujuh jeriken isi seliter yang langsung dipajang pada depot miliknya di pinggir jalan. "Sekarang jual Rp 5.500 per liter. Itu yang dua jeriken besar disimpan untuk nanti. Kalau©kalau bensin jadi naik," katanya.

Sementara itu, hingga sore tadi belum terjadi peningkatan penjualan BBM di SPBU. Tidak terlihat antrean panjang kendaraan mengisi BBM. Menurut Ayin, pengawas SPBU Jl Jend A Yani, penjualan solar dan bensin masih stabil. "Masih biasa saja. Bensin 20 KL sehari. Kalau solar 10 KL habis dua atau tiga hari. Kita memang sedikit yang beli solar," katanya.

Hal senada diungkap M Khusairi, pengawas SPBU di Jl Radial yang mendapat pasokan 10©20 KL bensin per hari dan 10 KL solar untuk dua hari dari PT Pertamina. Ia
mengatakan, belum terjadi lonjakan penjualan. "Kita batasi pembelian pakai jeriken maksimal 2 liter. Itu pun kita tanya untuk apa penggunannya. Takut nanti ditimbun. Ada tapi sedikit, paling warga sini juga untuk isi genset," katanya. (Sripo/ahf)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com