Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Juga Soal Pribadi, Bukan Politik Semata

Kompas.com - 08/01/2008, 09:14 WIB

Mata Hillary Clinton berair dan kemudian memerah. Suaranya semakin lirih, namun sesaat kemudian intonasinya meninggi.

Hari-hari menjadi semakin berat bagi perempuan 60 tahun ini. Mimpinya menjadi perempuan pertama yang memerintah Amerika Serikat semakin sulit tercapai. Bagaimana tidak, pesaing terberatnya, Barack Obama semakin populer dan terus mendapat sorotan media. Sementara, sebagian warga New Hampshire yang dulu pernah mengunggulkannya mulai menoleh.

Sehari menjelang pemilihan pendahuluan New Hampshire emosi Hillary pun semakin kelihatan. Ini terlihat ketika ia mendapat pertanyaan dari seorang perempuan sebayanya, Marianne Pernold. "Bagaimana Anda bisa tetap bertahan dari hari ke hari?" begitu pertanyaan Pernold (64) di sebuah coffee shop di Dover New Hampshire, Senin (7/1).

"Tidak mudah. Dan saya tidak bisa menjalani itu kalau saya tidak sungguh-sungguh yakin yang saya lakukan itu benar," jawab Clinton. "Saya mendapat banyak peluang di negara ini. Saya cuma tidak ingin kita semua berjalan mundur," lanjut Clinton dengan suara yang lebih mirip bisikan.

Lalu, obrolan menjadi lebih serius dan menjurus ke persoalan pribadi. "Bagi saya, ini sangat pribadi, bukan sekadar urusan politik. Bagi sebagian orang, pemilu adalah permainan. Saya lihat yang sedang terjadi, kita harus membalikkannya," kata mantan first lady ini dengan suara yang kembali meninggi.

Pertanyaan Pernold itu membuat Clinton merenungkan kembali tantangan dan pengorbanan yang harus ia hadapi dalam kampanye yang keras ini. Dukungan dan perhatian Pernold itu begitu menyentuh. Itu diakui Clinton dalam wawancara dengan CNN pada kesempatan berikutnya.

"Saya punya emosi. Saya tahu ada sebagian orang yang meragukan itu. Tapi anda tahu, saya sangat tersentuh dengan apa yang saya dengar dari orang-orang itu," katanya.

Pertanyaan Pernold itu menyadarkan Clinton bahwa selama ini ia terlalu berorientasi pada orang lain. "Saya tidak pandai bercerita tentang diri sendiri. Saya bisa begitu bangun langsung berpikir bagaimana saya akan mengungkapkan diri sendiri. Saya berpikir tentang apa yang akan saya lakukan hari untuk mengubah hidup orang lain," lanjutnya.

Oleh karena itu Clinton mengaku tersentuh ketika ada pertanyaan dari pendukungnya tentang bagaimana ia bisa bertahan dan melaju dalam kampanye. Clinton yang sebelumnya memimpin dalam jajak pendapat nasional dan diperkirakan menjadi calon presiden dari Demokrat, harus menyerahkan kepemimpinannya pada Barack Obama dalam beberapa hari terakhir.

Clinton mengungkapkan rasa frustrasinya tentang bagaimana media dan publik kerap memandangnya. "Saya pikir ada banyak kesalahpahaman, karena saya pendiam, saya adalah orang yang mencoba menjauh karena saya ingin dinilai dari pekerjaan saya, dari apa yang saya lakukan untuk orang lain," keluhnya.

Di luar semua keluhan itu, Clinton masih mencoba menegakkan kepalanya dan bertekat merebut kembali dukungan yang telah dirampas Obama. Ia tidak ingin basis dukungannya terus meleleh dan mengalir ke kandidat lain. "Apa pun yang terjadi sekarang, kami akan terus. Kami akan berjuang sampai akhir proses ini 5 Februari nanti," tandasnya.

Pada 5 Februari, lebih dari 20 negara bagian akan melaksanakan pemilihan pendahuluan. Hasilnya akan diketahui, Clinton atau Obama yang lebih disukai publik Amerika.(AP/AFP/SAS)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com