MAKASSAR, KOMPAS.com — Situasi keamanan di Kota Makassar dinilai memprihatinkan. Bahkan, meningkatnya aksi kriminalitas membuat warga resah. Ironisnya, preman-preman dari berbagai wilayah terkesan dibiarkan bebas melakukan aksi, tanpa adanya penindakan dari aparat keamanan.
"Saya kalau mau keluar rumah harus dibekali dengan senjata tajam berupa badik atau parang. Sebab, saya pulang kerja selalu malam hari, sedangkan banyak kejadian perampokan yang dilakukan geng motor di jalanan," kata seorang warga Makassar, Daeng Sampara, Rabu (15/5/2013).
"Kalau ditanya sama polisi, kenapa bawa senjata tajam, paling saya bilang, siapa mau mati konyol, Pak? Toh polisi juga tidak bisa mengamankan situasi dan memberantas aksi premanisme. Sudah banyak yang jadi korban kekerasan preman," sambungnya sambil memperlihatkan parang yang diselipkan di pinggang.
"Polisi sepertinya tidur. Buktinya, aksi premanisme di Kota Makassar meningkat. Bahkan kejadian di depan mata, polisi hanya diam saja. Jadi, saya bawa senjata tajam untuk jaga-jaga diri saja," ujar Sampara lagi.
Menurut Sampara, premanisme di Makassar dapat dilihat kasat mata. "Banyaknya preman di Pantai Losari kok dibiarkan sering melakukan pemerasan. Padahal, sudah diketahui identitasnya dan terang-terangan melakukan pemerasan di depan umum. Jika tidak dipenuhi keinginan preman, mereka tak segan-segan mengeroyok dan bahkan melukai korbannya. Mereka ke mana-mana bawa senjata tajam, kok dibiarkan," ungkap dia lagi.
Menanggapi keluhan itu, Kepala Bidang Hubungan Masyarakat (Kabid Humas) Polda Sulselbar Komisaris Besar Endi Sutendi tak membantah jika aksi premanisme di Kota Makassar menunjukkan peningkatan.
Endi pun tak membantah jika polisi belum melakukan tindakan nyata terhadap pemberantasan aksi premanisme tersebut. "Secara pribadi ingin sekali memberantas premanisme di Kota Makassar. Selain kita melaksanakan tugas, kita juga dapat membantu masyarakat kecil yang patut ditolong dan kita dapat bonus pahala," ujar Endi.
"Semoga, penanggung jawab wilayah Kota Makassar dalam hal ini Kapolrestabes Makassar segera merespons harapan masyarakat kecil tersebut, untuk segera melakukan tindakan nyata memberantas premanisme di lapangan. Saya sangat setuju hukum ditegakkan kepada preman, pemalak, pemeras, geng motor, dan seterusnya," tegas Endi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.