Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jurnalis Perempuan Aceh Gelar Aksi Bersepeda

Kompas.com - 21/04/2013, 14:01 WIB
Kontributor Banda Aceh, Daspriani Y Zamzami

Penulis

BANDA ACEH, KOMPAS.com - Belasan jurnalis perempuan yang tergabung dalam Forum Jurnalis Perempuan Indonesia (FJPI) Aceh, menggelar aksi Gerakan Perempuan Bersepeda, guna mengampanyekan penghentian aksi kekerasan terhadap anak dan perempuan. Aksi dimulai di Lapangan Blangpadang menuju Pantai Ulhe Lheu, Minggu (21/4/2013).

"Aksi ini merupakan rangkaian aksi kampanye perlindungan anak dan perempuan yang kini sangat rentan terjadi saat ini,"  kata Saniah, Ketua FJPI-Aceh.

Menurut Saniah, berbagai kasus tindak kekerasan terutama tindak kekerasan seksual terhadap anak yang terjadi di Kota Banda Aceh, sangat mengejutkan dan mengkhawatirkan. "Sebelumnya kita tidak pernah membayangkan akan terjadi kasus perkosaan dan pembunuhan terhadap anak terjadi di Kota Banda Aceh, tapi saat ini kenyataan itu ada, dan ini harus diwaspadai," katanya.

Kota Banda Aceh, menurut Saniah, harus bisa menjadi kota yang ramah terhadap anak dan perempuan. "Karena penduduk kota ini memang lebih banyak jumlah perempuan, dan pemerintah kota harus bisa memberi rasa aman dan nyaman kepada anak dan perempuan," jelas Saniah.

Sementara itu, Wakil Wali Kota Banda Aceh, Illiza Sa'aduddin Djamal, pemerintahan kini terus mengimbau agar setiap keluarga terus meningkatkan kewaspadaan terhadap semua anggota keluarga. "Kondisi ini memang mencemaskan, tapi pemerintah tidak bisa bekerja sendiri, semua harus didukung oleh keluarga dan masyarakat," ujar Illiza.

Pemerintah Kota Banda Aceh, sebut Illiza, juga meminta aparat penegak hukum bisa menjalankan proses hukum yang adil dan benar terhadap pelaku kejahatan terhadap anak.

Dalam aksi Gerakan Perempuan Bersepeda ini, Illiza juga membacakan sebuah puisi yang berjudul "Anak Perempuan Kami bukan untuk Diperkosa."

Berdasarkan data yang dirilis oleh Balai Syura Ureung Inong Aceh, sebanyak 66 kasus kekerasan terhadap anak dan perempuan terjadi di Aceh sepanjang tahun 2011-2012. Sedangkan di tahun 2013, dua kasus kekerasan seksual terhadap anak yang berujung pembunuhan terjadi di Banda Aceh dan Aceh Besar pada bulan Maret, hanya berselang sepekan.

FJPI-Aceh, sebut Saniah, juga mendukung usulan agar tanggal 27 Maret dijadikan sebagai peringatan Hari Perlindungan Anak Aceh. "Pemilihan tanggal tersebut didasarkan pada hari penemuan seorang jenazah anak korban perkosaan yang berujung pembunuhan," kata Saniah.

Selain melibatkan jurnalis perempuan, Gerakan Perempuan Bersepeda ini juga dikuti oleh sejumlah komunitas, di antaranya Aceh Bicycle Club (ABC), Darah untuk Aceh (DUA) dan Forum Peduli Anak Aceh (FPAA). 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com