Status Tangkuban Parahu Normal

JAKARTA, KOMPAS.com — Setelah sempat menunjukkan peningkatan aktivitas, sehingga statusnya dinaikkan menjadi waspada, Gunung Tangkuban Parahu di Jawa Barat dinyatakan telah kembali normal. Penurunan status ini terhitung sejak Senin (18/3/2013) sore.

Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Surono mengatakan, keputusan penurunan status dari Waspada (level 2) menjadi normal (level 1) didasarkan pada hasil pengamatan kegempaan, deformasi, visual, pengukuran gas, suhu kawah dan tanah, serta analisis data yang menunjukkan adanya penurunan aktivitas.

Sebelumnya, gunung ini dinyatakan waspada sejak 21 Februari 2013 malam, setelah terjadi letusan freatik berupa abu hitam tebal dengan ketinggian 50-100 meter dari Kawah Ratu.

Surono menyebutkan, sejak 22 Februari 2013, teramati adanya peningkatan signifikan aktivitas gempa vulkanik di Tangkuban Parahu. Namun, sejak 9 Maret 2013 sampai saat ini jumlah gempa-gempanya menurun secara signifikan.

Dari hasil dari pengukuran deformasi dengan EDM dan GPS, juga memperlihatkan deflasi relatif kecil yang terjadi pada periode waktu 24 Februari 2013 hingga awal Maret 2013.

Antara 7-14 Maret 2013 deformasi sekitar Kawah Ratu mengindikasikan tidak adanya perubahan deformasi yang signifikan. Sementara itu, pengukuran suhu solfatara Kawah Ratu dengan kamera inframerah, berkecenderungan menurun.

Walaupun sudah dinyatakan normal, menurut Surono, masyarakat tetap tidak diperbolehkan turun ke dasar Kawah Ratu dan Kawah Upas, serta tidak boleh menginap dalam kawasan kawah-kawah aktif di sekitar kompleks Tangkuban Parahu.