Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Warga TTU Keluhkan Kenaikan Tarif Angdes

Kompas.com - 24/01/2013, 14:52 WIB
Kontributor Timor Barat, Sigiranus Marutho Bere

Penulis

KEFAMENANU, KOMPAS.com - Warga Desa Oeolo, Kecamatan Musi, Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU), Nusa Tenggara Timur, yang setiap hari beraktivitas menggunakan angkutan pedesaan (angdes) mengeluhkan kenaikan tarif secara sepihak yang dilakukan para sopir.

Menurut Arnol Kono, seorang warga Oelo, tarif angdes yang semula hanya Rp 5.000, namun sejak dua pekan lalu dinaikan menjadi, Rp 7.000, Rp 8.000 bahkan ada yang sampai Rp 10.000.

"Kami para penumpang menjadi resah karena mereka seenaknya menaikan tarif, tanpa ada surat keputusan dari Bupati. Ini bahan bakar minyak (BBM) tidak naik tetapi kenapa kok tarif yang naik? Kami menduga ini karena makin banyaknya jumlah angkutan sehingga mereka naikan tarif untuk menambah jumlah setoran ke bos mereka," kata Arnol yang diamini Rina dan Magdalena.

Karena itu mereka berharap, pemerintah secepatnya menertibkan angkutan yang naikan tarif tersebut sehingga tarifnya bisa kembali normal.

Sementara itu para sopir memiliki alasan tersendiri untuk menaikkan tarif. Seorang kondektur angdes Tri Putra jurusan Kefamenanu-Oeolo, Vinsensius, menjadikan kelangkaan BBM dua pekan lalu sebagai alasan menaikkan tarif. Meskipun demikian, sampai hari ini, setelah BBM tidak lagi langka, tarif itu belum diturunkan juga.

"Memang betul kami naikan tarif menjadi Rp 8.000 dan semua angkutan jurusan Oeolo juga kompak naikan karena minyak (BBM-red) susah didapat," kata Vinsen.

Sementara itu Kepala Dinas Perhubungan, Informasi dan Komunikasi Kabupaten TTU, Morison DB Kapa menegaskan bahwa tidak ada perubahan tarif angkutan kota dan pedesaan sampai saat ini."Tidak ada perubahan tarif dan masih tetap yang lama yakni Rp 5.000. Nanti petugas akan cek di lapangan," ujar Morison singkat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com