Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Keracunan Makanan, 111 Karyawan Pabrik di Cicalengka Dirawat

Kompas.com - 13/01/2013, 02:37 WIB

CICALENGKA, Kompas.com - Berniat mengisi tenaga untuk melanjutkan kerja, Elah (40) malah tergolek lemas di RSUD Cicalengka, Kecamatan Cicalengka, Kabupaten Bandung, Sabtu (12/1/2013). Warga Bojongjambu RT 01/01, Desa Panenjoan, Kecamatan Cicalengka, Kabupaten Bandung itu merasakan mual dan muntah, dua jam setelah menyantap menu makan siang di pabriknya, PT Ricky Putra Globalindo (RGP), di Jalan Raya Cicalengka kilometer 28.

"Waktu itu saya makan nasi dengan lauk ikan tongkol disertai sayur lodeh pada pukul 11.00, di tempat makan di pabrik. Karena makanan memang selalu disediakan perusahaan," ujar Elah ketika berbicang dengan Tribun Jabar (Tribunnews.com Network) di RSUD Cicalengka.

Elah mengaku hanya makan separuh dari makanan yang disediakan pabrik. Elah pun nyaris pingsan, lantaran tak kuat menahan mual. Namun, ia tak mau memakan sembarang obat. Ia memilih meminum susu kalengan untuk bisa tetap berdiri.

"Berdasarkan pengalaman sebelumnya, untuk memancing makanan dalam perut keluar, saya minum susu. Setelah muntah, saya dibawa ke rumah sakit untuk diperiksa lebih lanjut," ungkap Elah.

Hal sama juga dirasakan Wina (37), warga Desa Cileunyi Wetan, Kecamatan Cileunyi, Kabupaten Bandung, ketika ditemui Tribun Jabar di RSUD Cicalengka. Menurutnya, peristiwa serupa pernah terjadi sebelumnya.

"Tahunnya saya lupa. Tapi, kejadian ini bukan yang pertama kali," katanya.

Wina mengatakan, kejadian kemarin merupakan yang terparah dari kejadian yang pernah dialaminya, selama bekerja di pabrik pembuatan kaos tersebut.

Wina menjelaskan, korban keracunan kebanyakan karyawan yang menyantap makanan pada jam makan siang yang pertama, yakni pukul 10.00, 10.30, dan 11.00 WIB.

"Pada jam pertama ada 80 orang yang makan, jam kedua ada 70 orang, dan jam ketiga juga ada 70 orang pada shift pagi," tuturnya.

Kepala Bidang Pemberantasan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung dr Riantini mengatakan, total korban keracunan berjumlah 111 orang.

"Sebanyak 59 orang masuk RSUD Cicalengka, 46 orang di Puskesmas Cicalengka, dan enam orang di RS AMC Cileunyi," ucap Riantini kepada Tribun Jabar, setelah menengok langsung para korban, di RSUD Cicalengka.

Menurut Riantini, karyawan perusahaan pemintalan di Desa Panenjoan, Kecamatan Cicalengka, Kabupaten Bandung, satu per satu mengalami pingsan. Mereka juga muntah-muntah, setelah sekitar dua jam menyantap makanan yang disediakan perusahaan.

"Diduga keracunan makanan yang disediakan perusahaan. Makanan itu adalah ikan tongkol dan sayur lodeh," kata Riantini.

Berdasarkan observasi, lanjutnya, korban keracunan mengalami gejala pusing, mual, nyeri pada uluhati, dan muka memerah. Riantini mengaku belum bisa memastikan racun yang menyerang ratusan karyawan.

"Saat ini, sampel makanan yang disantap para karyawan sudah kami amankan, dan baru dimasukkan ke laboratorium hari Senin, karena hari ini (Sabtu) libur," terang Riantini.

Menurut Riantini, semua korban dalam keadaan sehat dan normal. Korban bisa langsung pulang tanpa harus menjalani rawat inap.

"Setelah diinfus dan habis infusnya, mereka dites tensinya. Kalau sudah normal, mereka dipersilakan pulang. Sampai saat ini banyak korban keracunan yang pulang," ujar Riantini.

Berdasarkan pantauan Tribun Jabar, korban di RS AMC mulai pulang sekitar pukul 15.00 WIB, sedangkan korban yang dirawat di RSUD Cicalengka dan Puskemas Cicalengka mulai kembali ke kediamannya masing-masing pada pukul 17.00 WIB.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com