Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ironis, Wawali KDRT, Magelang Raih Penghargaan Gender

Kompas.com - 19/12/2012, 00:04 WIB
Kontributor Magelang, Ika Fitriana

Penulis

MAGELANG, KOMPAS.com - Kota Magelang, Jawa Tengah kembali meraih penghargaan Anugerah Parahita Ekapraya (APE) 2012 kategori Madya untuk keenam kalinya. Piala APE diberikan langsung oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono kepada Wali Kota Magelang Sigit Widyonindito, di Jakarta, Selasa (18/12/12).

APE diberikan kepada Kota Sejuta Bunga itu atas kepedulian terhadap keselamatan dan kesejahteraan laki-laki dan perempuan sebagai upaya perwujudan kesetaraan gender. "Ini semua berkat dukungan semua elemen, khususnya warga masyarakat Kota Magelang," kata Sigit dalam siaran persnya, Senin (17/12/2012).

Kepala Badan Pemberdayaan Masyarakat Perempuan dan KB (BPMPKB), Kota Magelang, Wulandari Wahyuningsih mengungkapkan, penghargaan itu menjadi prestasi yang luar biasa bagi Kota Magelang. Karena itu, pihaknya sangat berharap, semua pihak terkait bisa ikut membantu semua pelaksanaan program peningkatan kesetaraan gender.

"Indikator penilaian yang digunakan untuk menilai keberhasilan pelaksanaan pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak ini meliputi komponen untuk penilaian prasyarat, antara lain kelembagaan, komitmen, dukungan forum, komitmen pemerintah, pengarusutamaan gender (PUG), pelindungan dari dan terhadap kekerasan dan anak, partisipasi masyarakat, penguatan kelembagaan, perencanaan anggaran pemerintah yang responsif gender," jelas Ketua Harian Woman Crisis Center (WCC) Cahaya Melati ini.

Selain itu, imbuh Wulan, komponen lainnya untuk penilaian adalah hasil dan manfaat program serta kegiatan yang meliputi capaian program dan kegiatan, inovasi program, hasil dan manfaat dan faktor penghambat serta tindak lanjut.

Namun ironisnya, penghargaan APE yang diperoleh, tidak dibarengi dengan teladan baik pemimpin kota ini. Beberapa hari terakhir, warga Magelang digemparkan dengan kabar dugaan tindakan kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) yang dilakukan oleh Wakil Wali Kota Magelang Joko Prasetyo terhadap istrinya, Siti Rubaidah.

Menurut laporan Siti Rubaidah ke Polres Magelang Kota beberapa waktu lalu, Joko telah melakukan KDRT sejak November lalu, ia mengaku dipukul hingga 20 kali menggunakan sandal kulit di hadapan anak-anak mereka. Tak hanya itu, orang nomor dua di Magelang itu juga diduga telah menikah siri dengan perempuan lain tanpa seizin istrinya.

Joko lantas ditetapkan sebagai tersangka oleh polres Magelang Kota pada Selasa (11/12/12) dan telah dilakukan pemeriksaan oleh penyidik pada Sabtu (15/12/12). Berdasar hasil pemeriksaan tersebut, Joko pun mengakui telah melakukan KDRT terhadap Istrinya.

Tidak hanya itu, lembaga WCC Cahaya Melati yang sedianya akan mendampingi Siti Rubaidah mengahadapi kasus ini malah mengundurkan diri sejak Kamis (13/12/2012). Menurut Wulandari, alasan utama pengunduran diri tersebut karena kasus itu sudah masuk ke ranah hukum.

"Sedangkan tugas WCC hanya pada pencegahan perceraian dan upaya mengembalikan keharmonisan rumah tangga," kata Wulandari, belum lama ini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com