Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Proyek Jembatan Merusak Sumur, Warga Protes

Kompas.com - 14/12/2012, 22:59 WIB
Kontributor Timor Barat, Sigiranus Marutho Bere

Penulis

KEFAMENANU, KOMPAS.com - Puluhan warga Peboko, Kelurahan Kefamenanu Utara, Kecamatan Kota Kefamenanu, Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU), Nusa Tenggara Timur melakukan protes, lantaran sumur satu-satunya yang selama ini menjadi harapan warga sekitar untuk memperoleh air bersih, menjadi rusak akibat pembangunan jembatan baru yang jaraknya hanya beberapa meter dari sumur tersebut.

"Sebelum pembangunan jembatan, air dari sumur sangat bersih dan setiap hari dipakai warga untuk air minum, mandi dan cuci. Namun setelah selesai pembangunan jembatan, saluran air dari sumur menuju ke sungai tertutup sehingga air saat ini kotor dan menjadi rusak," kata Mateos Heka dan Mikhael Kofi, saat dikonfirmasi Kompas.com, Jumat (14/12/2012).

Menurut Mateos, selain kerusakan sumur secara permanen, warga juga merasa rugi karena puluhan pohon pinang dan pisang dibabat habis tanpa sepengetahuan pemiliknya, bahkan tanpa ada biaya ganti rugi sepeser pun, sehingga dirinya bersama warga yang lain menuntut tanggung jawab dari perusahaan yang membangun jembatan baru itu.

"Kami minta supaya perusahaan secepatnya datang untuk bicara dengan kami terkait kerusakan sumur dan tanaman produktif milik warga yang belum ada ganti rugi. Kami juga menilai pekerjaan jembatan yang bernilai miliaran rupiah ini kualitasnya sangat rendah. Masa sih jembatan yang baru dibangun belum sampai satu bulan tembok penahannya sudah rusak? Karena itu kami minta pemerintah untuk memeriksa proyek ini karena kerjanya asal jadi," beber Mateos.

Berdasarkan pantauan Kompas.com, warga yang terlihat emosi lantas meneriaki sejumlah petugas pemeriksa dari dinas Pekerjaan Umum Provinsi NTT sehingga nyaris terjadi kericuhan. Terkait protes warga, Pengawas Utama dari Dinas Pekerjaan Umum Propvinsi NTT Marten Demu mengatakan akan berkoordinasi dengan pusat karena proyek tersebut adalah dari APBN dan dikerjakan oleh PT Karya Raharjo dengan pagu anggaran Rp 4 miliar lebih.

"Memang volume kerja untuk salurannya kita alihkan untuk membuat tembok penahan karena dari warga sendiri tidak mau. Tetapi kita akan upayakan untuk menyelesaikan hal ini secepatnya," kata Marten singkat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com