Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jembatan Ambruk, Jalur Trans Sulawesi Lumpuh

Kompas.com - 05/07/2012, 14:56 WIB

PINRANG, KOMPAS.com - Sebuah jembatan besi sepanjang 50 meter lebih di Jalur Trans Sulawesi, tepatnya di Desa Pajalele Kabupaten Pinrang Sulawesi Selatan, Kamis (5/7/2012) sekitar pukul 9.30 Wita pagi tadi ambruk. Jembatan darurat penghubung Sulawesi Selatan (Sulsel) dan Sulawesi Barat (Sulbar) itu ambruk akibat dilewati truk tronton bermuatan sekitar 20 ton. Bahkan dalam peristiwa itu, tronton juga ikut terguling.

Meski tak ada korban jiwa, namun kecelakaan ini menyebabkan Jalur Trans Sulawesi tak bisa dilalui. Dari pantauan Kompas.com, ribuan kendaraan dari arah Sulsel menuju Sulbar, Kendari dan Palu maupun sebaliknya hingga kini masih terjebak di lokasi ambruknya jembatan, karena tak bisa melanjutkan perjalanan. Ratusan penumpang dan sopir yang mobilnya terjebak, memilih berteduh di sepanjang pinggiran jalan sambil berharap jembatan darurat sepanjang 50 meter lebih itu bisa segera diperbaiki sehingga mereka bisa melanjutkan perjalanan.

Sementara itu, sejumlah penumpang di jalur pendek yang sudah bosan menunggu berjam-jam memilih melanjutkan perjalanan dengan cara pindah ke kendaraan lain di seberang jembatan. Kendati berbahaya, namun mereka nekat melewati jembatan di atas sungai itu dengan menggantung di konstruksi jembatan yang masih utuh.

Seperti yang dilakukan Ilham asal Mamuju. Salah satu penumpang angkutan umum tujuan Pinrang yang sudah menunggu lebih dari 3 jam ini memilih jalan kaki dan menyeberangi jembatan ambruk agar bisa sampai ke tujuan. Maklum karena urusan penting keluarga, Ilham harus tiba di Pinrang paling lambat hari ini. "Terpaksa jalan kaki dan menyeberangi jembatan rusak agar bisa melanjutkan perjalanan," keluh Ilham.

Kepala Kepolisian Sektor (Kapolsek) Lembang AKP Muhammad Idris menjelaskan, jembatan ini ambruk diduga akibat dilewati truk 10 roda yang bermuatan lebih dari 20 ton. Padahal daya tahan jembatan tersebut hanya 10 ton. Selain itu, lanjut Idris, peristiwa ini juga diduga akibat konstruksi jembatan darurat ini tidak memenuhi standar dan kelayakan teknis.

"Untuk sementara kendaraan tiga perempat (bus ukuran sedang, red) kita alihkan melalui jalan kecil. Sedangkan truk dan bus harus bertahan di lokasi sampai jembatan bisa dibenahi, dan tronton yang terjungkal bisa dievakuasi," ujar Idris. Hingga kini sopir truk telah diamankan di kantor polisi setempat.

Hingga berita ini diturunkan, truk yang terjungkal dan tertahan di salah satu sisi jembatan belum bisa dievakuasi. Muatan truk seperti minuman kemasan dan barang lainnya yang berserakan di sungai masih dipunguti untuk diangkut ke truk lain.

Supriyadi, sopir truk angkutan sembako asal Mamuju mengaku bingung karena tak bisa melajutkan perjalanan. Seperti pengemudi truk lainnya, Supriyadi menyatakan terpaksa bermalam di lokasi jika jembatan ambruk, karena tak ada jalur lain. "Terpaksa kita harus siap bermalam sambil berharap jembatan bisa segera dibenahi agar kendaraan dan warga bisa lewat," ujar Supriyadi.

Untuk sementara jalur transportasi lintas provinsi ini dialihkan petugas melalui jalan lorong sepanjang belasan kilometer dengan arah memutar lewat kebun milik warga. Namun jalur alternatif ini hanya bisa dilalui kendaran setara bus ukuran sedang. Sedangkan sebagian truk dan bus terpaksa menunggu jembatan itu beres diperbaiki.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com