Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pasangan Suami Istri Bunuh Anak Kandung

Kompas.com - 25/06/2012, 12:54 WIB
Kontributor Kolaka, Suparman Sultan

Penulis

KOLAKA, KOMPAS.com — Kepolisian Sektor (Polsek) Pomalaa, Kolaka, Sulawesi Tenggara, menetapkan Yulius Paris (60) dan Martha (57) sebagai tersangka dalam kasus pembantaian Andarias Salti (26), yang tidak lain adalah anak kandung mereka, beberapa hari lalu di Desa Palambua. Penetapan tersangka kepada kedua orangtua tersebut setelah polisi melakukan pemeriksaan terhadap keduanya selama 30 jam.

Kepala Polsek Pomalaa Iptu Ahmad Troy menjelaskan, Yulius dan Martha mengakui perbuatannya yang menyewa preman untuk menghabisi nyawa anaknya. "Yulius dan istrinya mengaku kalau merekalah otak perencanaan dari kematian anak kandungnya. Didasari dengan sakit hati, dia (orang tua korban) menuliskan surat kepada salah seorang warga agar mencari preman yang bisa membunuh anaknya dengan imbalan uang sebesar Rp 5 juta. Ini direncanakan bersama istrinya. Hal ini juga diakui oleh ibu korban," ungkapnya, Senin (25/6/2012).

Troy juga menambahkan, hal ini dilakukan berdasarkan ketakutan orangtua terhadap anaknya. "Si anak ini itu kerap kali mengancam ayah dan ibunya untuk dibunuh, bahkan di rumahnya itu anak yang dibunuh ini terus berontak. Geram dengan tingkah anaknya yang sudah tidak bisa diatur itu, muncullah inisiatif agar dibunuh saja. Ini pengakuan dari ayah korban lho," tandasnya.

Sementara itu, Yulius yang merupakan ayah korban mengatakan, anaknya mengalami gangguan jiwa. "Andarias ini stres, Pak. Berapa kali mendaftar jadi polisi, tapi tidak lulus. Dia juga cari pekerjaan tapi tidak dapat, makanya mengalami gangguan jiwa. Saya dengan istri dua kali mau dibunuh, tapi gagal. Tiap hari kerjanya mengancam terus, hancurkan barang-barang di rumah. Saya sudah tidak tahan dengan anak ini, Pak," tuturnya.

Lebih lanjut, Yulius menekankan, sebelum dibunuh, anaknya sempat diberikan racun. "Dulu di makanannya saya campurkan racun, tapi tidak berhasil. Saya lakukan ini karena takut juga, jangan sampai terbukti dia akan bunuh saya," tegasnya.

Selain itu, ibu korban hanya bisa menangis mengingat perbuatannya kepada anak kandungnya. Mereka berdua juga sempat menyampaikan rasa penyesalan yang mendalam. "Saya merasa menyesal dengan perbuatan saya. Pikiran saya sudah pendek karena anak itu hanya menyusahkan. Sangat menyesal sekali, Pak," tutup Yulius.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com