Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kepala Kemenag Pamekasan Dihadiahi Tikus

Kompas.com - 19/06/2012, 13:17 WIB
Kontributor Pamekasan, Taufiqurrahman

Penulis

PAMEKASAN, KOMPAS.com - Puluhan mahasiswa yang tergabung dalam Barisan Peduli dan Penyelamat Kantor Kementerian Agama (BPP-KMA) Kabupaten Pamekasan, Jawa Timur, Selasa (19/6/2012) mendatangi kantor Kemenag Pamekasan. Mereka menuntut Normaluddin, Kepala Kemenag Pamekasan mundur dari jabatannya karena sering melecehkan staf, guru dan bertutur tidak sopan.

Kordinator aksi Hasan Basri mengatakan, selain memiliki kepribadian yang kurang sopan, Normaluddin terang-terangan memerintahkan anggota bawahannya untuk melakukan hal-hal yang menyimpang dari agama, seperti memungut uang dengan dalih sumbangan untuk kantong pribadinya. "Hal seperti ini yang merusak citra Kemenag Pamekasan. Bahkan jika ada bawahannya yang tidak mematuhi perintahnya, diancam akan dimutasi ke daerah terpencil," kata Hasan Basri dalam orasinya.

Selain itu, Normaluddin mengambil kebijakan kontroversi dengan memberikan rekomendasi kepada kepada LSM Bongkar, untuk melakukan investigasi ke beberapa madrasah se Kabupaten Pamekasan. "Apanya yang mau diinvestigasi kalau ke MI? kecuali LSM tersebut mau memeras kepala madrasah dan meminta pungutan. Silahkan turun Norma," teriak Hasan Basri.

Dalam orasi tersebut, mereka membawa gambar wajah Normaluddin. Di bagian mata dan mulut foto tersebut dilubangi. Lubang-lubang tersebut diberi tikus kecil. "ini menandakan bahwa Normaluddin biang kerok korupsi di tubuh Kemenag Pamekasan," tambahnya.

Sementara itu, Normaluddin saat dikonformasi di kantornya mengatakan, semua tuduhan yang dialamatkan kepadanya tidak benar. Bahkan para demonstran yang mengaku mewakili guru tidak benar. "Tidak ada guru-guru di bawah Kemenag Pamekasan yang menilai negatif terhadap saya dan Kemenang sendiri," kata Norma.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com