BANDAR LAMPUNG, KOMPAS.com -- Sebanyak 12 kepala desa dari Kecamatan Abung Timur dan Abung Selatan, Lampung Utara, mendatangi Polda Lampung, Senin (26/3/2012). Mereka mengeluhkan maraknya aksi begal atau penyamun di daerah mereka.
"Betul-betul sudah sampai titik nadir. Kami sudah tidak tahan lagi. Begal marak, karena kurang penanganan dari polisi di sana. Karena itulah kami ke sini melaporkan dan meminta Polda menindaklanjuti," ujar Eddhy Sahilyo, Kepala Desa Papanrejo, Abung Timur.
Ia bercerita, dalam sehari di wilayahnya bisa terjadi tiga kasus hingga enam kasus pembegalan, yang menyasar sepeda motor. Tidak jarang, kata Eddhy, pelaku nekat menyakiti atau membunuh korbannya.
"Seperti beberapa bulan lalu, ada anak bayi yang terluka. Pelaku mau melukai ibunya, namun terkena bayinya," ungkap Eddhy.
Salah satu jalur yang rawan begal ini antara lain Kotabumi-Tatakarya. Di wilayah ini hampir tiap hari terjadi kasus pembegalan, namun nyaris tidak ada penanganan dari polisi.
"Kalau memang polisi reserse takut dengan pelaku (begal), lebih baik aja sekalian ganti dengan polwan," kata Yasir Arafat, Kepala Desa Rejomulyo, di hadapan sejumlah perwira polisi yang menemui mereka di Ruang Kepala Bidang Humas Polda Lampung.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.