Pemerintah Janji Hidupkan Listrik 1 Minggu

LAMPUNG, KOMPAS.com — Pemerintah berjanji menghidupkan kembali listrik yang dimatikan di kawasan tambak udang plasma PT Aruna Wijaya Sakti dalam kurun satu minggu. Penghidupan listrik menjadi prioritas utama penyelesaian kasus kemitraan tambak udang plasma eks Dipasena itu di Rawajitu Timur, Tulang Bawang, Provinsi Lampung.     

Hal itu dikemukakan oleh Menteri Kelautan dan Perikanan Fadel Muhammad di Jakarta, Minggu (22/5/2011), kepada perwakilan petambak plasma, kepala kampung, dan Camat Rawajitu Timur. Keputusan pemerintah itu menyusul dihentikannya operasional tambak udang plasma oleh PT AWS sejak tanggal 7 Mei 2011.      

Pemutusan aliran listrik di kawasan tambak terjadi seiring keputusan PT Aruna Wijaya Sakti (AWS), anak perusahaan PT Central Proteinaprima Tbk (CP Prima), untuk menghentikan seluruh operasional tambak. Penghentian dilakukan karena iklim usaha budidaya udang di Lampung itu dinilai tidak kondusif. Pemutusan sambungan listrik secara sepihak oleh perusahaan dinilai telah menghentikan seluruh aktivitas tambak dan menyengsarakan kehidupan keluarga petambak.     

Fadel mengemukakan, kebutuhan total listrik untuk produksi ditaksir mencapai 16,5 megawatt (MW) per tahun. Pemerintah siap melakukan mediasi dengan perusahaan agar menghidupkan kembali listrik di areal tambak, disertai kewajiban petambak membayar listrik yang digunakan.

Pihaknya menargetkan pasokan listrik ke kawasan tambak kembali hidup dalam waktu satu minggu. Total areal tambak plasma udang eks Dipasena itu mencapai 16.250 hektar. Tambak itu dikelola oleh 7.512 petambak, tersebar di delapan desa.