Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Daging Ilegal Masih Masuk di Jatim

Kompas.com - 17/02/2011, 19:07 WIB

SURABAYA, KOMPAS.com — Daging sapi impor atau lokal yang masuk secara ilegal ke Provinsi Jawa Timur menyebabkan pendapatan peternak sapi potong Jatim turun di tahun 2010. Dinas Peternakan Jawa Timur saat ini bekerja sama dengan kepolisian memperketat penjagaan di pintu-pintu masuk wilayah untuk mencegah masuknya daging-daging tidak berizin tersebut.

"Memang harus diakui masih saja ada daging-daging lokal atau impor yang masuk ke Jatim. Jumlahnya hingga 5 persen dari kebutuhan di Jatim. Ini secara umum menyebabkan turunnya pendapatan peternak sapi potong di Jatim," kata Kepala Dinas Peternakan Jatim Suparwoko Adisoemarto, Kamis (17/2/2011) di Surabaya.

Data Dinas Peternakan Jatim menyebutkan pada tahun 2009 pendapatan peternak sapi potong di Jatim sebesar Rp 3.600.000 per orang. Sementara tahun 2010 pendapatannya turun menjadi Rp 3.457.000. Adapun jumlah peternak sapi potong di Jatim sekitar 1,3 juta orang.

Kebutuhan daging sapi di Jatim pada tahun 2010 sebesar 9,17 kg per orang. Atau naik bila dibandingkan tingkat konsumsi tahun 2009, yaitu 8,74 kg per orang. Adapun produksi daging sapi potong di Jatim tahun 2010 naik menjadi 3,745 ton, bila dibandingkan dengan produksi tahun 2009, yaitu 3,558 ton.  

Awal tahun 2010 memang daging impor masuk dengan deras ke Jatim. Hanya saja memang kini sudah dilakukan penghentian masuknya daging impor tersebut kecuali yang diberi izin untuk pasokan restoran atau perbelanjaan untuk kalangan atas. Namun, hingga kini masih saja ditemukan adanya daging impor dan daging lokal dari luar Jatim yang mencoba masuk secara liar, imbuh Suparwoko.

Daging-daging ilegal tersebut diselundupkan ke Jetim menggunakan mobil-mobil boks es krim. Biasanya daging tersebut sudah dikemas dengan cukup bagus dan siap dipasarkan.  

Dalam razia bersama polisi hingga kini masih saja ditemukan upaya masuknya daging tidak berizin itu. "Kami bekerja sama dengan polisi memperketat pemeriksaan di dua pos pemeriksaan ternak utama di Jatim, yaitu di daerah Bulu, Kabupaten Tuban, dan Mantingan, Kabupaten Ngawi," kata Suparwoko.

Kepala Bidang Kesehatan Hewan Dinas Peternakan Jatim Emmylia menambahkan, selain merugikan peternak Jatim, daging ilegal itu juga tidak terjamin kesehatannya. "Kalau kita mengetahui asal daging yang dipotong, daging dipotong di wilayah sendiri, maka kesehatannya tentu lebih terjamin daripada yang tidak kita ketahui asal usulnya," ungkapnya.

Intensitas masuknya daging-daging tak berizin itu, menurut Suparwoko, meningkat pada hari-hari menjelang ritual keagamaaan, seperti Idul Fitri dan Natal, atau saat tahun baru.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com