Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Beginilah Kalau Kali Lamong Rusak

Kompas.com - 14/02/2011, 14:25 WIB

GRESIK, KOMPAS.com - Kondisi Kali Lamong mengalami kerusakan, penyempitan, dan pendangkalan. Hal itu menjadi salah satu pemicu banjir bila di daerah hulu seperti Jombang, Lamongan, dan Mojokerto hujan deras dengan curah tinggi.

Kali Lamong juga berubah fungsi karena aktivitas manusia. Sebelum tahun 1980an kondisi Kali Lamong masih normal. Seiring perkembangan penduduk dan industri fungsi sungai itu berubah, dengan banyaknya bangunan di tepi sungai.

Kepala Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Gresik, Tugas Husni Syarwanto Senin (14/2/2011) menyebutkan, di bantaran Kali Lamong yang melintasi Gresik sepanjang 54 kilometer terdapat 1.300 bangunan dan 17 unit industri.

Pendangkalan terjadi masif dan besar, dengan tingkat laju sedimentasi setinggi 12 sentimeter per tahun. Pendangkalan kini mencapai lebih 4 meter. Alur Kali Lamong di Gresik selatan rusak parah seperti di Morowudi, dan Cerme. "Pengerukan pada 2008 tidak mempu mencegah luapan air," kata Tugas.

Sampah domestik dan limbah pabrik juga menyumbang kerusakan Kali Lamong. Aktivitas di perkotaan seperti di Desa Sukorejo, Segoromadu, dan Karangkiring, Kecamatan Kebomas juga merusak fungsi Kali Lamong. Di Sukorejo ada tujuh industri, di Segoromadu dan Karangkiring lima industri.

Hasil penelusuran Lumbung Informasi Rakyat (LIRa) Gresik terdapat tiga aktivitas yang berpotensi membuat sedimentasi Kali Lamong bertambah perah. Pembuangan limbah, perusakan kawasan mangrove di pesisir yang mestinya jadi penahan air, pembangunan pelabuhan mini di hilir/muara Kali Lamong menghambat aliran air ke laut turut berperan dalam kerusakan Kali Lamong.

Bupati Gresik, Khoirul Anam menyebutkan, kondisi dimungkinkan akan lebih parah lagi dengan tiga proyek besar di Kali Lamong. Tiga proyek itu Waterfront City, terminal peti kemas, perluasan dan pengembangan Pelabuhan Tanjung Perak.

Secara geologis badan sungai Kali Lamong landai, kemiringannya tidak cukup kuat untuk mengalirkan air ke laut lepas. Jika turun hujan deras dan laut pasang permukaan air Kali Lamong naik melebihi bibir tanggul. Air meluber menggenangi sawah dan permukiman.

Kurangnya kemiringan mempercepat pendangkalan dasar sungai. Pengendapan di Kali Lamong mencapai 11,6 sentimeter per tahun. Material yang hanyut dari hulu terbawa aliran sungai menyebabkan pendangkalan.

Kini warga di Gluranploso Kecamatan Benjeng dan Desa Cermen Lerek Kecamatan Kedamean masih was-was banjir susulan. Penangangan darurat tanggul yang jebol dengan ditutup sesek anyaman bambu, bongkotan bambu dan glangsing berisi tanah belum cukup kuat menahan air jika arusnya besar.

"Kami khawatir karena air Kali Lamong kini sudah meluber ke Dusun Gluran di areal persawahan," kata Iwan Utomo Kepala Desa Gluranploso.

Air kini juga menggenangi areal tambak di wilayah Kecamatan Cerme. Sehari sebelumnya air menggenangi Desa Bulangwetan, Bulangkulon, Deliksumber dan Kedungrukem khususnya areal pertanian.

"Makanya kami pilih fokus sementara pada anyam kurungan ayam saja. Pertanian sudah hancur kena banjir dan hama," kata Slamet warga Kedungrukem.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com