Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejumlah Fasilitas Rumah Sakit Rusak

Kompas.com - 22/08/2010, 02:33 WIB

YOGYAKARTA, Kompas.com - Gempa yang mengguncang Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dan sekitarnya, yang berpusat di 15 kilometer Tenggara Bantul atau Barat Daya Wonosari, berkekuatan 5,0 skala Richter, Sabtu (21/8/10), pukul 18.41 WIB, mengakibatkan kerusakan ringan sejumlah rumah sakit.

Menurut salah seorang petugas operator telepon Rumah Sakit Wirosaban, Kota Yogyakarta Subarjo, sejumlah eternit jebol di ruang Cempaka dan pintu kaca di pavilliun pecah. "Akibat gempa yang terjadi habis magrib tadi, sejumlah kaca di tempat ini pecah," katanya.

Ia juga mengatakan, sejumlah pasien yang trauma dengan gempa meminta untuk dikeluarkan dari ruang perawatan ke halaman rumah sakit.

"Mereka adalah sebagian dari pasien yang dirawat di ruang Bougenville dan Vinollia yang masih trauma dengan gempa pada 2006," katanya.

Sementra itu, Kepala Stasiun Geofisika Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Yogyakarta Budi Waluyo mengatakan, gempa tersebut bersumber dari patahan atau sesar di bawah perbukitan kapur di Wonosari, Kabupaten Gunungkidul, DIY.

"Pusat gempa di kedalaman 10 kilometer di darat, tidak di laut, sehingga tidak menimbulkan atau berpotensi tsunami," katanya.

Budi mengatakan, gempa yang memiliki intensitas mencapai III-V Mercalli Modifty Intensity (MMI) ini, getarannya juga akan dirasakan pada wilayah yang berdekatan dengan pusat gempa seperti Kabupaten Klaten, Jawa Tengah dan sekitarnya.

Sementara itu, berdasarkan catatan BMKG Yogjakarta, gempa susulan terjadi dua kali setelah gempa pertama, yaitu pukul 19.04 WIB dan pukul 19.05 WIB.

Namun, gempa susulan itu kekuatannya hanya 2,8 SR dan 2,6 SR dengan pusat gempa di 12,5 kilometer dan 9,14 kilometer Tenggara Bantul, dengan kedalaman yang sama yaitu 10 kilometer di darat.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Lengkapi Profil
    Lengkapi Profil

    Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com