Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pendaratan Penyu Butuh Rehabilitasi

Kompas.com - 18/11/2009, 09:30 WIB

LIWA, KOMPAS.com — Sepanjang 100 kilometer dari 211,5 kilometer pesisir barat Lampung Barat diketahui merupakan tempat pendaratan empat dari tujuh jenis penyu yang dilindungi. Meski demikian, beberapa titik pendaratan, khususnya di pantai sepanjang 3,5 kilometer, diketahui sudah gundul dan sudah ada abrasi di muara-muara sungai.

Kelompok Pelestari dan Penangkar Penyu Sukamaju Desa Muara Way Tembulih, Kecamatan Ngambur, Kabupaten Lampung Barat, mengusulkan kepada Pemkab Lampung Barat untuk mulai merehabilitasi kawasan pantai yang gundul dan mengalami abrasi. Upaya rehabilitasi akan menghijaukan kembali kawasan sehingga penyu tetap mau mendarat dan bertelur.

Achyar, Ketua Kelompok Pelestari dan Penangkar Penyu Sukamaju, Desa Muara Way Tembulih, Kecamatan Ngambur, Kabupaten Lampung Barat, Selasa (17/11), pada acara lokakarya desa sinergi para pihak penyelamatan penyu Muara Tembulih mengatakan, pesisir Desa Muara Way Tembulih, Ngambur, Lampung Barat, sepanjang 10 kilometer sudah ditetapkan sebagai kawasan konservasi laut daerah (KKLD) sejak 2006. Sebagai KKLD, desa tersebut memiliki spesifikasi pelestarian berupa satwa penyu dan sarana pelestarian penyu berupa tempat penetasan telur penyu dan pembesaran tukik.

Pesisir pantai desa merupakan wilayah pendaratan empat jenis penyu yang dilindungi, yaitu penyu belimbing (Dermochelys coreacea), penyu hijau (Chelonia mydas), penyu sisik (Erethmochelys imbricata), dan penyu lekang (Lepidochelys olivacea).

Namun, dari KKLD sepanjang 10 kilometer tersebut terdapat beberapa titik yang sudah gundul dan sebagian berubah menjadi kebun-kebun penduduk serta terjadi abrasi di muara sungai. Selain itu, kawasan KKLD tersebut juga berbatasan langsung dengan jalan lintas barat wilayah Lampung sehingga sorotan cahaya lampu dan suara kendaraan bisa mengganggu penyu.

Nazdhan Yusuf Meuraksa, Kepala Seksi Pesisir dan Pulau-pulau Kecil Dinas Kelautan dan Perikanan Lampung Barat, pada acara tersebut mengatakan, rehabilitasi kawasan pantai mendesak dilakukan. Empat jenis penyu tersebut memiliki ketergantungan pada vegetasi dan lingkungan pantai.

Nazdhan mencontohkan, penyu sisik bergantung pada keberadaan tanaman ketapang di tepi pantai untuk mau mendarat dan bertelur. Penyu lekang membutuhkan vegetasi pandan laut untuk mendarat dan bertelur, sedangkan penyu belimbing cukup dengan pantai pasir bertebing sudah mau mendarat dan bertelur.

”Meski demikian, dengan adanya pembangunan jalan lintas barat yang kini semakin ramai, sementara vegetasi makin renggang bisa berpengaruh terhadap penyu untuk mau mendarat dan bertelur,” ujar Nazdhan.

Nazdhan mengatakan, vegetasi yang rapat akan menghindarkan penyu-penyu dari sorot lampu kendaraan yang melintas di jalan lintas barat. Data survei 2006, dari dua musim pendaratan penyu, sebanyak 365 induk penyu dari empat jenis tersebut mendarat dan bertelur di Muara Way Tembulih. (HLN)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com