Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Irman: Pemilihan Ketua MPR Seharusnya Tunggu Sikap DPD

Kompas.com - 04/10/2009, 01:34 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Ketua DPD Irman Gusman menyayangkan sikap Pimpinan MPR sementara, Marzuki Alie, yang tetap melanjutkan sidang paripurna pemilihan Ketua MPR yang akhirnya menetapkan Taufik Kiemas sebagai ketua.

"Kehadiran kan seharusnya ditunggu. Saya katakan di sini (ruang DPD) kan masih ada rapat. Dan ini masih jalan," kata Irman saat ditemui seusai sidang paripurna, Sabtu (3/10) di kompleks DPR.

Sebelumnya, sebagian besar anggota DPD meninggalkan sidang paripurna karena tidak sepakat dengan komposisi pimpinan MPR yang disepakati, yakni 3 DPR dan 2 DPD. Hanya 25 anggota DPD yang menghadiri sidang paripurna pemilihan Ketua MPR tersebut. Marzuki sempat mengatakan, ia sudah menerima persetujuan Irman melalui telepon untuk melanjutkan sidang.

"Seharusnya jangan dilihat dari masalah telepon itu. Harus dilihat bahwa kita belum hadir dan belum memberikan sikap. Seharusnya itu ditunggu," keluh Irman.

Sementara mengenai kehadiran 25 anggota DPD lainnya, ia mengatakan, itu tidak menunjukkan sikap seluruh anggota DPD. "Itu kan individu aja. Tapi sebagian besar ada di sini kok," imbuhnya.

Irman menuturkan, sikap yang diambil DPD terhadap sidang tersebut adalah tetap meminta agar sidang paripurna ditunda sampai kelompok DPD di MPR dapat menetapkan calon pimpinan MPR yang berasal dari DPD.

Perlu diketahui, salah satu anggota DPD, Ahmad Farhan Hamid, ditetapkan sebagai Wakil Ketua MPR dalam sidang paripurna pemilihan Ketua dan Wakil Ketua MPR.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Nasional
LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir 'Game Online' Bermuatan Kekerasan

LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir "Game Online" Bermuatan Kekerasan

Nasional
MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

Nasional
PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

Nasional
Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Nasional
Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Nasional
'Presidential Club' Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

"Presidential Club" Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

Nasional
Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Nasional
Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

Nasional
Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Nasional
Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Nasional
PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

Nasional
Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Nasional
Soal 'Presidential Club', Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Soal "Presidential Club", Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Nasional
Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com