PALU, KOMPAS.com — Warga Kota Palu, Sulawesi Tengah, kembali mengalami pemadaman listrik secara bergilir pada saat beban puncak pukul 17.00 sampai 22.00 Wita dan diperkirakan akan berlangsung cukup lama, yakni hingga akhir Juli 2009.
"Kami terus berupaya mengurangi dengan memaksimalkan operasional pembangkit yang masih beroperasi," kata Petrus Walasari, Kepala Humas PT PLN Cabang Palu, Senin.
Pemadaman bergilir sejak sepekan terakhir ini terpaksa dilakukan karena dua unit pembangkit listrik, yakni PLTD Silae, menjalani perawatan rutin yang akan berlangsung lama karena beberapa peralatan harus didatangkan dari luar daerah, bahkan luar negeri.
Akibat perawatan mesin itu, kata Petrus, PLN kehilangan sekitar tujuh MW sehingga suplai daya tidak mencukupi lagi kebutuhan pada saat beban puncak yang mencapai sekitar 49 MW. Namun demikian, PLN sedang berupaya memaksimalkan pembangkit-pembangkit lain untuk meminimalisasi kehilangan daya hingga sekitar tiga sampai empat MW saja.
"Kalau kehilangan daya bisa ditekan sampai tiga MW, maka pemadaman listrik akan bisa kami tekan sesingkat mungkin," ujarnya. Ia juga mengimbau pelanggan untuk melakukan penghematan penggunaan listrik dengan memadamkan lampu atau tidak menggunakan alat-alat listrik yang tidak terlalu penting, terutama pada pukul 17.00 sampai 22.00 Wita.
"Kalau setiap pelanggan bisa menghemat 50 watt saja, maka dengan 100.000 pelanggan dapat dihemat penggunaan sampai lima MW dan ini cukup memadai untuk menghindari pemadaman bergilir," ujarnya.
Sementara itu, PT Pusakan Jaya Palu Power (PJPP) yang mengelola PLTU Mpanau meningkatkan suplai daya dari rata-rata 24 MW menjadi sekitar 26 MW untuk menopang PLN yang saat ini kesulitan memenuhi kebutuhan listrik pada saat beban puncak.