Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Keamanan Keluarga Prabangsa Masih Rawan

Kompas.com - 30/05/2009, 10:30 WIB

DENPASAR, KOMPAS.com — Meski lega kematian wartawan Radar Bali AA Narendra Prabangsa mencapai titik terang, keluarga mulai terganggu dengan pemberitaan di berbagai media khususnya media elektronik. Alasannya, keamanan keluarga Prabangsa masih rawan.

"Saya sempat diperingatkan polisi beberapa kali agar berhati-hati dan dilarang berpergian, termasuk anak-anak. Wajah pun diharap tidak boleh tampil. Tetapi, beberapa media justru tidak membantu karena terus menampilkan wajah keluarga. Ini menjadikan tidak nyaman," kata istri Prabangsa, Sagung Mas Prihantini, di Denpasar, Sabtu (30/5).

Ia mengatakan, kekhawatiran polisi tersebut karena kasus Prabangsa diduga melibatkan pejabat di Kabupaten Bangli. Selain itu, dimungkinkan bertambahnya tersangka pembunuh lebih dari sembilan orang. Karenanya, ia berharap agar pemberitaan mengenai pembunuhan suaminya tersebut diberitakan sesuai porsinya.

Ia pun sempat mengeluh seringnya wartawan yang datang ke rumahnya untuk wawancara tanpa melihat waktu. "Saya sempat diminta wawancara dengan salah satu stasiun televisi ketika mau istirahat bersama anak-anak sekitar jam 11 malam," ujarnya.

Namun, Prihantini mengaku lega dengan terungkapnya pembunuhan suaminya terkait pemberitaan korupsi di Dinas Pendidikan Bangli senilai Rp 4 miliar. Alasannya, polisi sebelumnya sempat menyatakan kematian Prabangsa terkait urusan asmara bukan pemberitaan.

Kelegaan juga dikatakan oleh Pimpinan Redaksi Radar Bali Made Rai Warsa. Ia sempat ragu dengan tudingan polisi kematian rekannya itu tidak terkait berita. "Hanya saja, kami tidak menyangka pemberitaan itu bisa menyebabkan kematian rekan Prabangsa karena ia tidak pernah mengeluhkannya," kata Warsa.

Ia menambahkan, terbongkarnya pembunuhan Prabangsa yang melibatkan adik Bupati Bangli, Nyoman Susrama, dan delapan tersangka lainnya itu tidak menyurutkan wartawan takut untuk memberitakan dugaan korupsi atau hal lainnya. Namun, ia berpesan agar tetap berhati-hati dan harus akurat.

Hingga hari ini, polisi belum menambah jumlah tersangka lagi selain sembilan orang. Namun, polisi tengah mengusut lebih jauh dan berupaya meminta keterangan Bupati Bangli Nengah Arnawa dengan menyiapkan surat izin pemeriksaan kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com