Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pasir Muncang, Tempat Bung Karno Berdialog dengan Rakyat

Kompas.com - 23/05/2009, 14:41 WIB

SUKABUMI, KOMPAS.com — Tahukah Anda salah satu tempat menyepi dan berdialog almarhum Presiden RI ke-1 Ir Soekarno atau yang dikenal dengan Bung Karno dengan rakyatnya di Desa Pasir Muncang, Sukabumi, Jawa Barat?

Ya, di salah satu puncak punggungan bukit tertinggi di kaki Gunung Salak, yang terletak di antara Kabupaten Bogor dan Sukabumi, Jawa Barat, di situlah Bung Karno menyepi dan berdialog dengan rakyat Pasir Muncang, tentang segala hal, khususnya mengenai kehidupan ekonomi rakyat.

Di puncak punggung bukit Kampung Ngenang Atas, Desa Pasir Muncang, itulah terdapat pohon tanjung yang umurnya sudah mencapai ratusan tahun. Di bawah pohon besar yang rindang daunnya dengan pemandangan Gunung Salak yang indah serta hamparan pematang sawah dan sungai, Bung Karno pada 43 tahun yang lampau sering berkunjung ke sana.

Persis di bawah pohon tanjung didirikan kopel berbentuk persegi panjang, yang terbuat dari papan kayu. Dibuat seperti rumah panggung. Di situlah Bung Karno duduk seraya menikmati pemandangan ditemani istrinya, Ny Hartini Soekarno, serta beberapa pengawal pasukan Cakrabirawa.

Menurut penuturan warga Desa Mekarjaya—salah satu desa hasil pemekaran Desa Pasir Muncang—Dadi (50), selain menikmati suasana pedesaan, Bung Karno sering mengunjungi tempat tersebut untuk berdialog dengan rakyat Pasir Muncang.

"Sambil menikmati ubi bakar dan talas rebus serta minum air kelapa muda, Bung Karno yang didampingi Ibu Hartini Soekarno, dua kali sebulan rutin datang ke tempat itu sambil mengajak warga desa mengobrol. Kadang-kadang Bung Karno juga meminta warga menyanyi lagu-lagu Sunda dan dikelilingi warga," ungkap Didi, yang ditemui Kompas di Desa Mekarjaya, Sukabumi, Sabtu (23/5) siang.

Menurut Didi, yang lahir dan besar di Desa Pasir Muncang itu, Bung Karno jika berkunjung disertai sejumlah pasukan pengawalnya, yaitu Cakrabirawa. "Pernah, sebelum Bung Karno datang, warga desa disuruh minggir dan kembali ke rumahnya. Akan tetapi, Bung Karno yang datang langsung menanyakan.

"'Mana rakyatku? Coba dipanggil. Saya mau bertemu dan mengobrol dengan mereka'," tutur Didi, menirukan cerita-cerita pengawal Bung Karno waktu itu.

Sementara menurut Djadjang, warga lainnya yang tengah menggarap sawah di dekat lokasi peristirahatan Bung Karno, mengatakan, Bung Karno sering datang ke situ hanya untuk membaca dan merenung. "Tidak lama, paling sejam-an menikmati pemandangan di sini," tutur Djadjang lagi.

Tempat peristirahatan itu tentu banyak yang tidak tahu dan tidak ingat. Lokasi itu kini berada di atas lahan milik Bank Indonesia (BI). Maklumlah, selain lokasi ini sama sekali belum disinggung dalam buku sejarah perjalanan almarhum Bung Karno, juga praktis hanya segelintir orang yang tahu.

Kalau tidak anggota keluarga Bung Karno, tentu saja sebagian warga Desa Pasir Muncang yang kini rata-rata berusia di atas 40-50 tahun. Sebagian anak-anak muda warga Desa Pasir Muncang memang ada yang tahu karena diceritakan oleh orangtua mereka yang pada tahun 1964-1965 praktis berusia 5-10 tahun.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com