PEKANBARU, KOMPAS.com — Angin puting beliung melanda Kota Tembilahan, Kabupaten Indragiri Hilir, Sabtu (18/4), mengakibatkan kerusakan cukup parah di permukiman, sarana umum, dan hingga kini aktivitas warga belum sepenuhnya normal.
Berdasarkan informasi yang dihimpun Minggu, warga yang menjadi korban puting beliung masih trauma meski kini mereka mulai membenahi kerusakan yang ditimbulkan musibah itu. Di Pasar Tembilahan, salah satu lokasi terparah, misalnya aktivitas ekonomi pedagang terganggu akibat sebagian besar kios rusak terbawa angin. Pasar tradisional yang biasanya ramai dengan transaksi komoditas andalan ikan asin itu terlihat lengang.
Hanya segelintir pedagang yang tetap berjualan di kios-kios yang luput dari amukan puting beliung. "Pasar lebih sepi karena sepertinya banyak pedagang yang menjadi korban puting beliung memberesi kerusakan di rumah mereka," kata seorang pedagang, Ahmad (37).
Aktivitas warga juga masih terganggu akibat aliran listrik yang padam sejak malam hari. Selain itu, pelayanan telekomunikasi seperti jaringan telepon dan internet belum pulih. "Warga yang menjadi korban sangat mengharapkan bantuan dari pemerintah segera disalurkan," kata warga lainnya, Zaini.
Puting beliung menghantam Tembilahan, Sabtu (18/4) sekitar pukul 16.30. Perkiraan sementara, sekitar 100 rumah warga yang terbuat dari kayu rusak, seperti atap terbawa angin sehingga pemiliknya terpaksa mengungsi ke rumah kerabat.
Selain itu, kerusakan juga terjadi di pasar tradisional, sebuah aula gedung SMP, juga asrama Kodim 0314. Sejauh ini belum ada laporan korban jiwa akibat puting beliung meski dilaporkan sembilan warga yang dua di antaranya patah tulang dilarikan ke RSUD Puri Husada Tembilahan.