Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wajah Asmad 10 Jam Ditato

Kompas.com - 07/02/2009, 22:04 WIB

SIAPA yang menato wajah Asmad dan Budi? Mereka ditato oleh Sugeng Hariyanto, warga yang mengontrak rumah di Kelurahan Semampir, Kraksaan, dan temannya asal Kelurahan Kraksaan Wetan, yang biasa disapa Lan.

Menurut Sugeng, dirinya diminta membuat tato oleh salah satu guru PNS bernama Sunaryo, Kamis (5/2). Saat itu, Sugeng, yang sehari-hari bekerja di Pasar Semampir, tidak langsung menyanggupi karena yang akan ditato adalah wajah.

"Saya bilang tidak berani, bahkan saya beri solusi supaya pakai tato temporer saja, tapi Pak Naryo tidak mau," katanya.

Sugeng akhirnya bersedia dan proses pembuatan tato wajah Asmad pun dilakukan di rumah Sunaryo selama 10 jam, mulai pukul 20.00 Sunaryo meyakinkan Sugeng bahwa perintah menato wajah datang dari Asisten I Pemkab Probolinggo H Nawi.

"Bahkan, saya sempat berbincang lewat telepon dengan orang yang mengaku asisten pak bupati itu," ujarnya.

Menurut orang yang mengaku sebagai H Nawi, alasan pembuatan tato adalah karena Pemkab Probolinggo mencari PNS untuk dijadikan duta wisata kesenian. Mereka percaya omongan itu, karena beberapa hari sebelumnya ada pembentukan dewan kesenian tingkat kabupaten.

"Iming-imingnya, kalau ada PNS siap ditato akan diberi fasilitas sepeda motor Mega Pro dan tambahan tunjangan tiap bulan Rp 1,5 juta. Saya juga diberi iming-iming upah Rp 1 juta," ungkap Sugeng.

Orang itu juga meyakinkan bahwa tato tersebut bisa dihapus karena pemkab memiliki obat penawarnya. "Katanya, ada obat untuk menghilangkan tato, harganya Rp 21 juta, didatangkan dari Jerman," ujar Sugeng.

Keesokan harinya, Jumat (6/2),  Sugeng yang ditemani Lan kembali diminta oleh Naryo. Kali ini yang ditato adalah Budi, dan hanya perlu waktu sekitar enam jam.

Kasus ‘tato gendam’ ini terbongkar karena hinga empat jam sesudah dua orang guru itu selesai ditato ternyata si penelepon  tidak menghubungi lagi. Padahal, orang tersebut semula menjanjikan akan menjemput Budi dan Asmad pada hari Jumat (6/2) pukul 17.00 WIB.

“Katanya mau dibawa ke pemda untuk menghadap pak bupati, nyatanya tak kunjung dijemput. Sekarang saya yang rugi, karena kerja dua hari tak dibayar, justru saya diomeli keluarga mereka," keluh Sugeng.

Asisten II Pemkab Probolinggo, H Nawi, sampai Sabtu (7/2) belum dapat dimintai konfirmasi mengenai namanya yang dicatut. Dia tak mengangkat ponsel ketika dihubungi, dan tak menjawab SMS Surya.

Sedangkan Kabag Kominfo Pemkab Probolinggo, Tutug Edi Utomo, menegaskan bahwa kasus itu tidak ada kaitannya dengan pemkab. "Tidak benar melibatkan pak asisten, apalagi pak bupati. Tapi, bagaimana pun, karena kedua guru itu sudah menjadi korban, kami akan memberi bantuan untuk menghilangkan tato tersebut," paparnya. ATIQ ALIRAHBINI

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com