Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Air Sumur Warga Berubah Jadi Lumpur

Kompas.com - 06/02/2009, 12:22 WIB

CILACAP, JUMAT — Para korban banjir di Kecamatan Majenang, Kabupaten Cilacap, yang telah kembali dari tempat pengungsian, mengeluhkan kondisi sumur mereka yang penuh lumpur dan menimbulkan bau tak sedap.
     
"Sumur kami keruh, karena penuh lumpur dan menimbulkan bau tak sedap," kata Casminah (40), warga Desa Mulyasari, Kecamatan Majenang, Jumat.
     
Menurut dia, sumur miliknya turut terendam banjir selama tiga hari, karena banjir yang terjadi sejak Minggu malam (1/2) mencapai ketinggian 1,5 meter. "Jadi, banyak lumpur yang tertinggal setelah banjir surut," katanya.
     
Keruhnya air sumur akibat lumpur banjir itu juga dikeluhkan Mujyiah (39), warga Desa Mulyadadi, Majenang. "Kami belum berani menggunakan air sumur untuk memasak dan mandi, khawatir terserang gatal pada kulit," katanya.
     
Kepala Desa Mulyadadi, Sangidun, mengakui jika banyak warga yang mengeluhkan kondisi sumur mereka pascabanjir. Menurut dia, warga di desanya kini krisis air bersih karena tidak memiliki dana untuk menyedot lumpur dari dalam sumur.
     
"Saat ini warga butuh bantuan dana untuk menyedot lumpur dan sisa air banjir dari dalam sumur mereka," katanya.
     
Selain itu, kata dia, banyak rumah warga terutama yang terbuat dari papan maupun bilik bambu, hampir roboh akibat banjir.
     
Sementara itu, Kepala Pelaksana Harian BPBD Kabupaten Cilacap, Dangir Mulyadi, melalui Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan, Hari Winarno, mengatakan, pihaknya telah mengerahkan bantuan air bersih termasuk mengoperasikan mobil pengolah air bersih untuk memenuhi kebutuhan warga setempat.
     
"Kita telah berkoordinasi dengan Unit Pelaksana Teknis (UPT) Dinas Pertanian dan Peternakan (Dispertanak) Majenang untuk menyiapkan pompa air dan saat ini sudah disiapkan sebanyak lima unit. Jika kurang akan dibantu dari Dispertanak Kabupaten Cilacap antara dua hingga tiga unit," kata Hari Winarno.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com