Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Demi Uang, Anak Tega Bunuh Ibu Kandung

Kompas.com - 28/10/2008, 02:36 WIB

SAMARINDA, SENIN - Tak sedikitpun terlihat penyesalan di wajah Rusikin, pemuda yang tega membunuh ibu kandungnya sendiri. Ditemui di Polsek Teluk Dalam, Kabupaten Kutai Kartanegara, Senin, warga Dusun Mekar Sari, RT. 24, Desa Buana Separi 3, Kabupaten Kutai Kartanegara itu mengaku nekat membunuh ibu kandungnya sendiri, Robingah (52), karena tergiur uang.

"Saya yang merencanakannya," jawabnya enteng. Walaupun bukan dia yang mengeksekusi Robingah, saat pembunuhan yang berlangsung pada Senin, 5 September 2008 sekitar pukul 23.30 Wita itu, Rusikin mengaku berada tak jauh dari rumahnya.

Bahkan, saat ibu kandungnya dalam keadaan sekarat, dia ikut membopong tubuh ibunya yang sudah berlumuran darah, kemudian menceburkannya ke sungai. "Saat itu ibu masih sekarat lalu tubuhnya kami ceburkan ke sungai. Agar tidak terbawa arus, kami mengikatnya selendang," ungkap Rusikin.

Tubuh Robinga ditemukan warga dan polisi pada 22 Oktober 2008 dengan kondisi sangat mengenaskan. Sebagian anggota tubuhnya sudah tidak utuh lagi, sementara beberapa bagian tubuh lainnya hilang. Ia mengaku hanya mengambil uang Rp2,8 juta yang ada di dalam tas ibunya setelah dibunuh.

Pembunuhan itu kata Rusikin dilakukan oleh rekannya St, yang saat ini masih diburu polisi. "Saya tidak tahu bagaimana cara dia membunuh, tetapi memang saya yang menyuruhnya. Awalnya, St mau pinjam uang Rp2 juta, namun saya tidak punya uang sehingga kami akhirnya merencanakan pembunuhan itu," ungkap Rusikin.

Selain tergiur uang milik ibunya, anak semata wayang Robingah itu nekat menghabisi ibu kandungnya sendiri kerena kesal tidak diberi BPKB motor miliknya yang hendak dijual. "Saya sempat bertengkar dengan ibu karena dia tidak mau memberi BPKB motor saya. Sejak saat itulah saya mulai dendam," katanya.

Kapolsek Teluk Dalam Ajun Komisaris Sentot Susanto mengatakan terungkapnya kasus pembunuhan oleh anak kandung itu berawal dari kecurigaan warga. Rusikin ditangkap dalam kasus penipuan enam hari sebelum jasad ibunya ditemukan.

"Awalnya, pelaku kami tangkap karena kasus penipuan. Namun, saat itu jasad ibunya belum ditemukan sehingga dia belum dicurigai sebagai pembunuh Robingah," ujar Sentot Susanto. Robingah kata Kapolsek Teluk Dalam dilaporkan hilang oleh Kepala Dusun Mekar sari, Sotomo, pada 15 Oktober 2008.

"Kami telah menerima laporan hilangnya Robingah sejak 20 September, namun secara resmi baru dilaporkan oleh kepala Dusun setempat pada 15 Oktober 2008. Sejak saat itulah, kami bersama warga melakukan pencarian. Keesokan harinya kami akhirnya mengamankan Rusikin terkait kasus penipuan," katanya.

"Kasus pembunuhan itu terungkap setelah jasad Robingah ditemukan pada 22 Oktober 2008. Kemudian kecurigaan muncul karena menurut keterangan warga, sejak ibunya dilaporkan hilang sikap Rusikin tidak gelisah bahkan dia terlihat banyak berfoya-foya," ujar Kapolsek Teluk Dalam.

Setelah diperiksa intensif, Rusikin akhirnya mengaku sebagai otak pembunuhan ibu kandungnya sendiri.  "Motifnya, pelaku ingin menguasai harta ibunya. Sebelum pembunuhan terjadi, korban sempat menerima uang ganti rugi lahan Rp100 juta, kemudian dia membelikan pelaku motor Rp17 juta dan tanah Rp51 juta. Sisa uang itulah yang akan dirampas pelaku," ujar Sentot Susanto.

Polisi, kata Sentot Susanto, masih penyelidiki adanya pelaku lain dalam kasus pembunuhan anak kandung tersebut, termasuk mengejar St di Banyuwangi, Jawa Timur, yang diduga sebagai eksekutor Robingah. Pengakuan tersangka kadang berubah sehingga kami masih melakukan pemeriksaan intensif. Kuat dugaan pembunuhan itu dilakukan tiga orang, termasuk Rusikin, anak semata wayang korban.

"Identitas kedua pelaku lainnya sudah kami kantongi, dan saat ini kami masih mengejar mereka. Tersangka kami jerat pasal 340 KUHP tentang pembunuhan berencana dengan ancaman hukuman minimal 20 tahun penjara maksimal hukuman mati," kata Kapolsek Teluk Dalam.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com