Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lamongan Targetkan Surplus 670.000 Ton GKG

Kompas.com - 27/08/2008, 15:10 WIB

LAMONGAN, RABU — Hingga akhir tahun 2008, Kabupaten Lamongan menargetkan surplus 670.000 ton gabah kering giling. Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Lamongan bahkan memperkirakan, pada akhir tahun produksi pertanian akan surplus gabah sebesar 678.918 ton gabah kering giling.

Menutut Kepala Dinas Pertanian dan Kehutanan Lamongan Djoko Purwanto, Rabu (27/8), pertanian di Lamongan masih cerah meski memasuki musim kemarau dan di tengah ancaman kekeringan. Gambaran itu, kata Djoko, setidaknya terlihat dari panen raya di Kelurahan Sidokumpul/Lamongan, Selasa lalu.

Dia menyebutkan, sampai dengan akhir tahun nanti dari sasaran luas tanam yang ditetapkan 127.203 hektar, luas panen sebesar 123.792 hektar. "Luasan tersebut diperkirakan akan sanggup memproduksi padi sebesar 746.252 ton gabah kering giling (GKG) dengan produktivitas rata-rata 60,28 kuintal GKG per hektar," kata Djoko.

Djoko merinci, sampai akhir Juli 2008 realisasi tanam telah mencapai 136.936 hektar atau 107,65 persen, realisasi panen mencapai 106.968 ton atau 86,41 persen. "Realisasi produksi mencapai 698.036 ton atau 93,55 persen dan realisasi produktivitas mencapai 65,26 kuintal per hektar atau 108,26 persen," katanya.

Dia menambahkan, sisa tanaman padi pada musim kering I dan musim kering II yang belum dipanen seluas 27.205 hektar dengan produksi 174.175 ton diperkirakan surplus gabah 678.918 ton gabah kering giling. Estimasi tersebut untuk mendukung Program Peningkatan Prosuksi Pertanian dan beras nasional 2008.

Bupati Lamongan Masfuk menyatakan, dengan surplus 670.000 ton GKG semakin mengukuhkan Lamongan sebagai penyangga cadangan beras nasional. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono telah mencanangkan surplus sebesar 2 juta ton. Hingga akhir tahun, Lamongan sudah surplus sekitar 670.000 ton. "Dengan potensi seperti ini, kita tidak perlu lagi impor beras. Petani juga jangan antiteknologi pertanian, termasuk bibit unggul dan varietas baru," kata Masfuk.

Masfuk menambahkan, petani Lamongan patut bersyukur sebab di saat daerah lain dilanda kekeringan, pertanian Lamongan masih bisa panen. Jika intake (saluran air irigasi sekunder dan tersier) dari Babat Barrage menuju Bengawan Jero sudah selesai sekitar November mendatang, masalah pengairan yang selama ini masih menjadi sandungan pertanian dapat teratasi. "Apalagi ketika Kuro Barrage nanti selesai dibangun, pertanian Lamongan diharapkan semakin bagus," paparnya. (ACI) 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com