Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kronologi Pemukulan Santri hingga Tewas di Lampung, Polisi: Pelatih Beri "Mahar" ke Korban

Kompas.com - 13/03/2024, 22:47 WIB
Tri Purna Jaya,
Reni Susanti

Tim Redaksi

LAMPUNG, KOMPAS.com - Kepolisian menyebut pemukulan yang berujung tewasnya M Fiqih (17) berawal dari pemberian "mahar" dari tersangka ANW (17) kepada korban.

Kapolres Lampung Selatan, AKBP Yusriandi Yusrin mengatakan, korban dan tersangka sama-sama santri di Pondok Pesantren (Ponpes) Miftahul Huda 606, Kecamatan Kalianda.

"Korban dan tersangka sama-sama santri di pondok pesantren itu. Hanya tersangka ini sudah senior di perguruan silat jadi dijadikan sebagai pelatih," kata Yusriandi saat ditelepon, Rabu (13/3/2024) malam.

Baca juga: Santri di Lampung Tewas, Polisi Tetapkan Pelatih Jadi Tersangka

ANW sendiri saat ini telah ditetapkan sebagai tersangka atas peristiwa meninggalnya M Faqih tersebut.

Berdasarkan kronologi yang disusun dari hasil pemeriksaan 12 orang saksi, peristiwa itu berawal saat perguruan silat ekstrakurikuler di ponpes itu menggelar latihan ujian kenaikan sabuk pada Jumat (1/3/2024) lalu.

"Ada tujuh santri yang rencananya naik sabuk (naik tingkat) termasuk korban," katanya.

Baca juga: Pemkab Blitar Pulangkan Santri Gus Samsudin, Buntut Penangkapan Polda Jatim

Setelah pemanasan, korban diberi hukuman yang dalam istilah tersangka adalah "mahar" berupa pukulan ke perut.

Pengakuan tersangka, hukuman ini diberikan karena korban disebut kabur dari pondok pada 29 Februari 2024.

"Istilah mahar ini hanya dipakai di perguruan silat di pondok pesantren itu. Sebab kita sudah tanyakan ke ahli dari pengurus pusat, tidak ada istilah itu. Jadi itu inisiatif pribadi," kata Yusriandi.

Hingga pada Minggu (3/3/2024) sekitar pukul 01.30 WIB, orangtua korban ditelepon dan diminta datang ke RS Bob Bazar, Kalianda.

Di rumah sakit itu, korban sudah meninggal dunia. Peristiwa ini lalu dilaporkan ke Polres Lampung Selatan.

Diberitakan sebelumnya, ANW (17) pelatih silat ekstrakurikuler di Pondok Pesantren (Ponpes) Miftahul Huda 606 ditetapkan sebagai tersangka atas tewasnya M Fiqih (17) santri di ponpes tersebut.

Kepolisian menyebut tersangka memberikan hukuman dengan cara memukul hingga akhirnya korban meninggal dunia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Prakiraan Cuaca Manado Hari Ini Kamis 9 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Manado Hari Ini Kamis 9 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Regional
Banjir Bandang Rendam Ratusan Rumah di Melawi Kalbar, Jembatan Putus

Banjir Bandang Rendam Ratusan Rumah di Melawi Kalbar, Jembatan Putus

Regional
Polisi Gagalkan Peredaran 145 Bungkus Jamur Tahi Sapi di Gili Trawangan

Polisi Gagalkan Peredaran 145 Bungkus Jamur Tahi Sapi di Gili Trawangan

Regional
Bantah Pemerasan, Kejati NTB Sebut Pegawai Kejagung Ditangkap karena Bolos

Bantah Pemerasan, Kejati NTB Sebut Pegawai Kejagung Ditangkap karena Bolos

Regional
Jaga Kekondusifan Setelah Pemilu, Perayaan HUT Ke-283 Wonogiri Dilakukan Sederhana

Jaga Kekondusifan Setelah Pemilu, Perayaan HUT Ke-283 Wonogiri Dilakukan Sederhana

Regional
Pengakuan Ibu Racuni Anak Tiri di Riau: Saya Kesal sama Bapaknya

Pengakuan Ibu Racuni Anak Tiri di Riau: Saya Kesal sama Bapaknya

Regional
Selesaikan Persoalan Keterlambatan Gaji PPPK Guru di Kota Semarang, Mbak Ita: Sudah Siap Anggarannya, Gaji Cair Sabtu Ini

Selesaikan Persoalan Keterlambatan Gaji PPPK Guru di Kota Semarang, Mbak Ita: Sudah Siap Anggarannya, Gaji Cair Sabtu Ini

Regional
Beri Sinyal Maju Pilkada Semarang, Mbak Ita: Tinggal Tunggu Restu Keluarga

Beri Sinyal Maju Pilkada Semarang, Mbak Ita: Tinggal Tunggu Restu Keluarga

Regional
Terjepit di Mesin Conveyor, Buruh Perusahaan Kelapa Sawit di Nunukan Tewas

Terjepit di Mesin Conveyor, Buruh Perusahaan Kelapa Sawit di Nunukan Tewas

Regional
Hejo Forest di Bandung: Daya Tarik, Biaya, dan Rute

Hejo Forest di Bandung: Daya Tarik, Biaya, dan Rute

Regional
Kronologi Pria di Majalengka Bakar Rumah dan Mobil Mantan Istri Lantaran Ditolak Rujuk

Kronologi Pria di Majalengka Bakar Rumah dan Mobil Mantan Istri Lantaran Ditolak Rujuk

Regional
Terima Laporan Rektor Universitas Riau ke Mahasiswanya, Polda: Kami Coba Mediasi

Terima Laporan Rektor Universitas Riau ke Mahasiswanya, Polda: Kami Coba Mediasi

Regional
Maju Pilkada 2024, Anak Mantan Bupati Brebes Ikut Penjaringan 3 Parpol Sekaligus

Maju Pilkada 2024, Anak Mantan Bupati Brebes Ikut Penjaringan 3 Parpol Sekaligus

Regional
Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Kamis 9 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Berawan

Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Kamis 9 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Berawan

Regional
Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Kamis 9 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Kamis 9 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com