SUMBAWA, KOMPAS.com - Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Sumbawa, Nusa Tenggara Barat, mendistribusikan logistik ke pulau terpencil melalui jalur laut menggunakan "speed boat" atau perahu nelayan.
Di Kabupaten Sumbawa, ada dua lokasi yang pendistribusian logistiknya harus menggunakan jalur laut yakni pulau terpencil, di Pulau Moyo dan Pulau Medang.
Secara geografis kedua pulau itu terpisah dari daratan Pulau Sumbawa. Secara administratif, dua pulau itu masuk Kecamatan Labuan Badas.
"Pada Pemilu 2024 ini, jumlah DPT di Labuan Badas mencapai 25.134 pemilih,” jelas Ketua KPU Sumbawa M Wildan saat ditemui, Senin (12/2/2024).
Baca juga: KPU Kota Jayapura Kirim Logistik Pemilu ke Perbatasan RI-PNG
Untuk di Pulau Moyo dan Pulau Medang terdapat 4 desa. Dua desa di Pulau Moyo, yakni Desa Labuhan Aji ada 9 TPS dengan jumlah DPT sebanyak 1.706 pemilih dan Desa Sebotok ada 6 TPS dengan jumlah DPT sebanyak 1.284 pemilih.
Untuk Pulau Medang, ada dua desa, yakni Bajo Medang dengan jumlah 5 TPS dan DPT sebanyak 1.073 pemilih dan Desa Bugis Medang terdapat 5 TPS, dengan DPT 1.021 orang. Untuk sampai ke Pulau Moyo dari Kota Sumbawa Besar, masyarakat setempat biasanya melalui Pelabuhan Badas.
“Kalau warga Desa Sebotok hendak menuju kota menggunakan perahu khusus, yang biasa disebut nambang,” sebut Wildan.
Perahu nambang ini memiliki jadwal dua kali, yakni Minggu ke kota, dan kembali ke Moyo pada Senin malam. Selanjutnya perahu beroperasi pada Selasa dan kembali pada Rabu malam. Setelah itu tidak ada perahu karena dalam satu minggu hanya beroperasi dua perahu.
Biasanya warga setempat memakai dua rute, rute lewat depan dan rute lewat belakang Pulau Moyo. Kalau cuaca bagus, biasanya warga Pulau Moyo lewat rute depan bisa sampai 3-4 jam. Kalau lewat belakang biasanya waktu tempuh bisa sampai 7 jam karena harus memutari pulau.
Ia menjelaskan lokasi Desa Sebotok ini berada di sisi utara Pulau Moyo. Kalau warga memiliki keperluan di Kota Sumbawa biasanya dua kali menyeberang dari Desa Sebotok.
Bila menyewa perahu kecil, warga harus mengeluarkan biaya Rp 300.000 - Rp500.000. Baru turun di Labuan Haji, kemudian ke Sumbawa. Untuk persewaan ini, hampir setiap hari ada perahu yang tersedia.
Untuk mendistribusikan logistik ke Pulau Moyo dengan cuaca normal dibutuhkan waktu 2 jam mengarungi lautan.
“Sementara dengan kondisi cuaca tidak bagus, ombak besar dan angin kencang bisa sampai 3 atau 4 jam. Itu pun harus menggunakan kapal yang ukurannya besar,” terangnya.
Sesampainya di kedua pulau itu, logistik pemilu lalu dibawa dengan kendaraan roda 4 menuju ke sekretariat KPPS kantor desa masing-masing.
“Pada Februari 2024 ini, cuaca di perairan Pulau Moyo, dalam satu minggu terakhir, sedang buruk. Bila berkaca pengalaman Pilkada Kabupaten Sumbawa pada 2020 lalu,” kata Wildan.