SEMARANG, KOMPAS.com - Sejumlah lokasi di Kawasan Pecinan Semarang, Jawa Tengah (Jateng) mulai berhias untuk menyambut Perayaan Imlek 2024.
Pernak-pernik Imlek, seperti lampion, mulai terpasang di rumah dan toko-toko yang ada di sekitar Pecinan Semarang.
Penjual angpao dan barongsai dengan ukuran kecil juga sudah mulai banyak diburu warga. Namun, berbeda dengan penjual dupa.
Baca juga: Jelang Imlek, Penjual Angpau di Pecinan Semarang Mulai Diburu, Paling Laris Gambar Naga
Hyong (73) penjual dupa di Pecinan Semarang mengaku penjualan dupa pada Imlek tahun ini semakin sepi. Menurutnya, dupa sudah jarang yang beli.
"Sekarang jaman sudah berubah. Anak muda itu sudah tak mau beli dupa," jelasnya saat ditemui di tokonya, Kamis (1/2/224).
Saat ini, pelanggannya sudah banyak yang meninggal. Sementara, yang muda sudah jarang yang meneruskannya
"Dupa sepi terus, terakhir karena yang tua-tua sudah tak ada, yang muda tak mau meneruskan," ujar dia.
Dia mengaku sudah jualan dupa sejak 50 tahun yang lalu. Menurutnya, tahun ini merupakan tahun yang paling sepi pembelinya.
"Sekarang yang terjual 30 dupa saja tak ada," ungkap dia.
Padahal, lanjutnya, penjualan dupa di tokonya bisa sampai 1.000 pack Presiden Abdurrahman Wahid atau Gus Dur.
"Terakhir itu saat Presiden Gus Dur. Dari pandemi Covid-19 sepi, sekarang tambah sepi," keluhnya.
Hal yang sama dikatakan Tina, penjual dupa lain di Pecinan Semarang. Menurutnya, saat ini penjualan dupa memang semakin sepi.
"Sekarang jualannya yang dupa murah-murah. Yang harga Rp 50.000," kata dia.
Saat ini, yang masih menjadi pelanggannya mayoritas orang tua. Untuk pembeli dupa yang muda-muda sudah jarang ditemui.
"Pembeli bisa dihitung jari," imbuhannya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.