Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saat Yenny Wahid "Ngegas" Kritik Pemerintahan Jokowi di Kulon Progo...

Kompas.com - 29/01/2024, 13:33 WIB
Dani Julius Zebua,
Gloria Setyvani Putri

Tim Redaksi

KULON PROGO, KOMPAS.com – Dewan Penasihat Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar-Mahfud, Zannuba Ariffah Chafsoh alias Yenny Wahid, langsung ngegas di Hajatan Rakyat Yogyakarta yang berlangsung di Alun-alun Wates, Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, Minggu (28/1/2024).

Acara ini merupakan kampanye akbar calon presiden dan calon wakil presiden RI, Ganjar Pranowo-Mahfud MD.

Yenny orasi menggebu di atas panggung berkarpet merah di hadapan ribuan orang yang mengibarkan bendera nuansa merah dan hijau.

Orasinya meluncur dengan cengkok deklamasi. Isinya penuh sindiran tajam yang mengarah pada kesetaraan hukum, kesejahteraan di TV, dan demokrasi pada masa kepemimpinan saat ini.

Baca juga: Pantun Butet untuk Pemerintahan Jokowi Saat Kampanye Akbar di Kulon Progo

"Kita berdiri di sini karena kita menginginkan pemimpin yang mau berjuang untuk kesetaraan dan demokrasi. Apa itu demokrasi, demokrasi itu artinya tukang minuman, tukang tahu gejrot, tukang parkir, sampeyan semua dan saya yang anak presiden ini, sama haknya di mata hukum dan negara," kata Yenny di ujung panggung, Minggu (28/1/2024).

Menurutnya, di alam demokrasi tidak ada yang boleh diistimewakan. Semua warga negara selama berhak untuk mendapatkan perlindungan dari negara.

Negara pun hadir untuk semua anak bangsa. Tidak ada warga negara yang boleh diistimewakan.

"Negara ini harus hadir untuk semua anak bangsa bukan hanya anak satu keluarga saja," kata Yenny disambut sorakan ribuan peserta kampanye.

“Setiap warga negara selama dia membayar pajak dan taat hukum, maka berhak untuk mendapatkan perlindungan dari negara kita," kata Yenny.

Di atas panggung, Yenny mengungkap, Ganjar – Mahfud pasangan yang pantas berjuang untuk kesetaraan dan kesejahteraan itu. Kriteria pemimpin yang mau mendengarkan kesah warga terbawah dan penegak hukum yang adil.

“Pemimpin seperti Ganjar Pranowo yang duduk makan lesehan bersama rakyatnya, seperti Mahfud MD peluru tak terkendali di dalam memberantas korupsi," kata Yenny.

Yenny terus menohok dengan kritik rencana pembelian alutsista bekas hingga program food estate yang justru menyengsarakan petani kecil.

Dewan Penasihat Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar-Mahfud, Zannuba Ariffah Chafsoh alias Yenny Wahid langsung ngegas di Hajatan Rakyat Yogyakarta yang berlangsung di alun-alun Wates, Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta.KOMPAS.COM/DANI JULIUS Dewan Penasihat Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar-Mahfud, Zannuba Ariffah Chafsoh alias Yenny Wahid langsung ngegas di Hajatan Rakyat Yogyakarta yang berlangsung di alun-alun Wates, Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta.

Kritiknya juga menyerempet pada bantuan sosial yang dipakai untuk mengarahkan orang untuk memilih paslon. Ia menyarankan, warga lebih baik menganggap bansos sebagai sedekah dari Paslon. Dengan begitu, warga tidak perlu terbeban memilih pasangan calon.

“Kalau terima bansos jangan lantas memilih sesuai arahannya. Itu suap. Kita melanggar hukum. Jadi kalau ada yang memberi bansos, anggap itu sodakoh. Anggap sedekah. Tidak wajib nyoblos sesuai arahan dia,” katanya.

Baca juga: Ketika Teriakan Nama Prabowo hingga Acungan Jari Berbeda Warnai Kehadiran Ganjar dalam Tablig Akbar di GBK

Untuk diketahui, Alun-alun Wates sering menjadi tempat perhelatan atau hajat lokal hingga nasional. Mulai dari pergelaran wayang kulit hingga penyelenggaraan konser musik. Dari upacara bendera, lomba baris-berbaris hingga pengajian akbar.

Kali ini, kampanye akbar digelar di sini dipenuhi bendera merah dan hijau, pendukung kedua pasangan calon, yakni dari PDI-P dan PPP.

Hadir di perhelatan itu sejumlah tokoh, seperti politikus PDI-P dan senator Arya Bima dan sejumlah seniman, seperti seniman Butet Kartaredjasa. Saat Yenny orasi, Ganjar belum datang karena dalam perjalanan dari Medan Sumatera Utara.

Ribuan orang datang dari Kota Yogyakarta, Bantul, dan Sleman melalui Jalan Wates - Jogja. Mereka tiba dengan berkonvoi bermobil, bermotor, hingga menggunakan minibus. Mereka sambil membawa bendera merah berlambang banteng ukuran raksasa.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

50 Rumah Warga Terdampak Banjir Lahar Gunung Lewotobi NTT

50 Rumah Warga Terdampak Banjir Lahar Gunung Lewotobi NTT

Regional
Siap Gencarkan Sport Tourism, Specta Jateng Open Tennis Tournament 2024 Disambut Antusias

Siap Gencarkan Sport Tourism, Specta Jateng Open Tennis Tournament 2024 Disambut Antusias

Regional
Polisi Tangkap 14 Orang Geng Motor Pelaku Tawuran yang Tewaskan Pelajar SMA

Polisi Tangkap 14 Orang Geng Motor Pelaku Tawuran yang Tewaskan Pelajar SMA

Regional
Tawuran Geng Motor Tewaskan 1 Pelajar SMA, Dipicu Saling Tantang di Medsos

Tawuran Geng Motor Tewaskan 1 Pelajar SMA, Dipicu Saling Tantang di Medsos

Regional
Pembeli Timah Ilegal di Sungai Bangka Ditangkap, Total Ada 14 Tersangka

Pembeli Timah Ilegal di Sungai Bangka Ditangkap, Total Ada 14 Tersangka

Regional
Geng Motor Tawuran di Bandar Lampung, 1 Korban Siswa SMA Tewas

Geng Motor Tawuran di Bandar Lampung, 1 Korban Siswa SMA Tewas

Regional
Wilayah Terdampak Longsor dan Banjir Luwu Terisolasi, Pemprov Sulsel Salurkan Bantuan dengan Helikopter

Wilayah Terdampak Longsor dan Banjir Luwu Terisolasi, Pemprov Sulsel Salurkan Bantuan dengan Helikopter

Regional
Calon Independen di Pilkada Nagekeo Wajib Kantongi 11.973 Dukungan

Calon Independen di Pilkada Nagekeo Wajib Kantongi 11.973 Dukungan

Regional
Mahasiswa Unlam Hilang Saat Reboisasi di Hutan Kapuas Kalteng

Mahasiswa Unlam Hilang Saat Reboisasi di Hutan Kapuas Kalteng

Regional
Curug Putri Carita di Pandeglang: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Rute

Curug Putri Carita di Pandeglang: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Rute

Regional
ART di Sukabumi Tewas Diduga Dibunuh di Rumah Majikan, Pelaku Ditangkap Dalam Bus

ART di Sukabumi Tewas Diduga Dibunuh di Rumah Majikan, Pelaku Ditangkap Dalam Bus

Regional
115 Rumah Terdampak Banjir di Dua Nagari di Kabupaten Sijunjung

115 Rumah Terdampak Banjir di Dua Nagari di Kabupaten Sijunjung

Regional
Serang Polsek di Kalteng, 4 Pemuda Mabuk Ditangkap

Serang Polsek di Kalteng, 4 Pemuda Mabuk Ditangkap

Regional
Geng Motor Tawuran Dalam Permukiman di Bandar Lampung, Warga Sebut 1 Orang Tewas

Geng Motor Tawuran Dalam Permukiman di Bandar Lampung, Warga Sebut 1 Orang Tewas

Regional
Harga Anjlok dan Cold Storage Tak Memadai, Nelayan di Aceh Terpaksa Buang 3 Ton Ikan

Harga Anjlok dan Cold Storage Tak Memadai, Nelayan di Aceh Terpaksa Buang 3 Ton Ikan

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com