FLORES TIMUR, KOMPAS.com - Korban erupsi gunung Lewotobi Laki-laki di Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT) mengeluh kekurangan selimut.
Maria Kumu (71), salah seorang pengungsi mengatakan, selama dua hari terakhir masih banyak yang belum kebagian selimut.
Kondisi ini, ungkap Maria, membuat mereka sangat kesulitan saat hendak istirahat malam hari. Apalagi hanya beralaskan terpal.
Baca juga: Ribuan Pengungsi Erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki di Flores Timur Kekurangan Makanan dan Obat-obatan
"Yang paling susah itu kami lansia dan anak-anak. Itu sangat kesulitan kalau tidur di malam hari," ujar warga Bawalatang, Desa Nawokote, Kecamatan Wulanggitang saat ditemui, Selasa (2/1/2024).
Maria berharap pemerintah segera menyalurkan bantuan untuk mereka.
Pengungsi lain, Dominikus Puka (56) mengungkapkan, selain selimut yang dibutuhkan saat ini adalah sarapan pagi untuk anak-anak.
Dominikus berujar selama di pengungsian mereka diberi makan dua kali yakni siang dan malam hari.
"Memang untuk orang dewasa tidak apa-apa, masih bisa tahan. Tetapi anak-anak yang kita pikirkan sekarang. Harapan saya semoga ini bisa jadi pertimbangan pemerintah," pintanya.
Berdasarkan data sementara, hingga Senin (2/1/2023) jumlah warga yang mengungsi mencapai 1.172 jiwa.
Mereka menyebar di sejumlah posko yaitu Kantor Camat Wulanggitang, Polsek Boru, Koramil Boru, SMP Negeri Wulanggitang, SDK Kemiri, dan Credit Union Remaja Hokeng.
Ribuan pengungsi berasal dari beberapa desa di lereng Lewotobi Laki-laki yaitu Hokeng Jaya, Klantanlo, Nawokote, dan Waiula.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.