Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Warga Teriak "Tolak" Saat Wagub NTB Sosialisasikan Pembangunan TPA Baru Kebun Kongok

Kompas.com - 25/08/2023, 13:09 WIB
Idham Khalid,
Pythag Kurniati

Tim Redaksi

MATARAM, KOMPAS.com- Sejumlah warga Desa Taman Ayu, Kecamatan Gedung, Lombok Barat menolak Tempat Pembuangan Akhir (landfill) baru yang merupakan perluasan TPA Kebon Kongok.

Warga Desa Taman Ayu kukuh menolak meski Wakil Gubernur (Wagub) Nusa Tenggara Barat (NTB) Sitti Rohmi Djalilah telah mendatangi mereka, Jumat (25/8/2023).

Dari pantauan Kompas.com, Wagub meminta warga menyetujui TPA baru agar segera beroperasi. Namun permintaan tersebut disambut teriakan warga.

"Tolak," seru beberapa orang warga, Jumat.

Baca juga: Cerita Balita yang Dilarikan ke RS Setelah 6 Hari Terhirup Asap dari TPA Sarimukti

Tak sesuai sosialisasi awal

Perwakilan warga Taman Ayu, Zaini (35) mengungkapkan alasan mereka menolak pembangunan TPA baru di desanya.

Menurut Zaini, pembangunan TPA tersebut tidak sesuai dengan sosialisasi awal.

Menurut sosialisasi, pembangunan TPA baru dibangun bersamaan dengan pabrik pengolahan sampah.

"Kan dalam sosialisasi dulu ada pembukaan landfill baru bersama proyek pabrik sampah yang direncanakan beroperasi di waktu bersamaan, tapi malah hanya lokasi pembuangan saja yang sudah jadi, pabriknya tidak ada," kata Zaini usai pertemuan, Jumat (25/8/2023).

Baca juga: Sampah Warga 170 Ton Per Hari, TPA Regional Bangka Tak Kunjung Terealisasi

Zaini menjelaskan, pada penjelasan awal, pabrik tersebut akan beroperasi bersamaan, sehingga akan mengurai sampah yang masuk ke landfill baru yang tidak jauh dari perkampungannya.

"Kan landfill baru ini disebut hanya sebagai tempat pembuangan hasil limbah sampah yang tidak bisa didaur ulang dari pabrik. Tapi nyatanya sekarang enggak ada pabrik," kata Zaini.

Takut gunungan sampah

Menurut Zaini, warga khawatir kampungnya tercemar dengan adanya gunungan sampah.

"Bayangkan sampah Kota Mataram dan Lombok Barat dengan jumlah 200 sampai 300 ton per hari masuk ke tempat kami, kan jadi masalah lingkungan," kata Zaini.

Selain itu, Zaini mengungkapkan, warga juga meminta kompensasi Rp 100.000 rupiah untuk setiap satu ton sampah yang dibuang.

"Warga juga meminta Rp 100.000 per satu ton," kata Zaini.

Zaini menegaskan, dirinya bersama warga lainnya tetap akan menolak pembuangan sampah di landfill baru di kampungnya.

Halaman:


Terkini Lainnya

'Bullying' Suporter Persib Bandung, 2 Warga Solo Ditangkap

"Bullying" Suporter Persib Bandung, 2 Warga Solo Ditangkap

Regional
50 Rumah Warga Terdampak Banjir Lahar Gunung Lewotobi NTT

50 Rumah Warga Terdampak Banjir Lahar Gunung Lewotobi NTT

Regional
Siap Gencarkan Sport Tourism, Specta Jateng Open Tennis Tournament 2024 Disambut Antusias

Siap Gencarkan Sport Tourism, Specta Jateng Open Tennis Tournament 2024 Disambut Antusias

Regional
Polisi Tangkap 14 Orang Geng Motor Pelaku Tawuran yang Tewaskan Pelajar SMA

Polisi Tangkap 14 Orang Geng Motor Pelaku Tawuran yang Tewaskan Pelajar SMA

Regional
Tawuran Geng Motor Tewaskan 1 Pelajar SMA, Dipicu Saling Tantang di Medsos

Tawuran Geng Motor Tewaskan 1 Pelajar SMA, Dipicu Saling Tantang di Medsos

Regional
Pembeli Timah Ilegal di Sungai Bangka Ditangkap, Total Ada 14 Tersangka

Pembeli Timah Ilegal di Sungai Bangka Ditangkap, Total Ada 14 Tersangka

Regional
Geng Motor Tawuran di Bandar Lampung, 1 Korban Siswa SMA Tewas

Geng Motor Tawuran di Bandar Lampung, 1 Korban Siswa SMA Tewas

Regional
Wilayah Terdampak Longsor dan Banjir Luwu Terisolasi, Pemprov Sulsel Salurkan Bantuan dengan Helikopter

Wilayah Terdampak Longsor dan Banjir Luwu Terisolasi, Pemprov Sulsel Salurkan Bantuan dengan Helikopter

Regional
Calon Independen di Pilkada Nagekeo Wajib Kantongi 11.973 Dukungan

Calon Independen di Pilkada Nagekeo Wajib Kantongi 11.973 Dukungan

Regional
Mahasiswa Unlam Hilang Saat Reboisasi di Hutan Kapuas Kalteng

Mahasiswa Unlam Hilang Saat Reboisasi di Hutan Kapuas Kalteng

Regional
Curug Putri Carita di Pandeglang: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Rute

Curug Putri Carita di Pandeglang: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Rute

Regional
ART di Sukabumi Tewas Diduga Dibunuh di Rumah Majikan, Pelaku Ditangkap Dalam Bus

ART di Sukabumi Tewas Diduga Dibunuh di Rumah Majikan, Pelaku Ditangkap Dalam Bus

Regional
115 Rumah Terdampak Banjir di Dua Nagari di Kabupaten Sijunjung

115 Rumah Terdampak Banjir di Dua Nagari di Kabupaten Sijunjung

Regional
Serang Polsek di Kalteng, 4 Pemuda Mabuk Ditangkap

Serang Polsek di Kalteng, 4 Pemuda Mabuk Ditangkap

Regional
Geng Motor Tawuran Dalam Permukiman di Bandar Lampung, Warga Sebut 1 Orang Tewas

Geng Motor Tawuran Dalam Permukiman di Bandar Lampung, Warga Sebut 1 Orang Tewas

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com