Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penasaran, Masihkah Rupiah Tak Laku di Sebatik?

Kompas.com - 15/08/2023, 18:41 WIB
Wasti Samaria Simangunsong ,
Palupi Annisa Auliani

Tim Redaksi

RAGAM cerita uniknya kehidupan masyarakat di tapal batas negara, melatari perjalanan Kompas.com kali ini menuju Pulau Sebatik di Kalimantan Utara, salah satu pulau terluar NKRI.

Tak hanya menjadi pulau terluar, Sebatik juga unik. Pulau seluas 450-an kilometer persegi ini secara administratif dibagi dua, masing-masing masuk menjadi wilayah Indonesia dan Malaysia. 

Bagi warga Pulau Sebatik, mereka lebih dekat memasuki wilayah Malaysia daripada ke pusat pemerintahan Kabupaten Nunukan di pulau berbeda, yang mengindukinya secara administratif. 

Serentet pertanyaan pun langsung mencuat. Misal, masihkah mata uang ringgit lebih berdaya guna di sana dibanding rupiah, sebagaimana pernah ditulis di harian Kompas edisi 1 April 1980?

Tangkap layar artikel harian Kompas edisi 1 April 1980 tentang Pulau Sebatik.ARSIP KOMPAS Tangkap layar artikel harian Kompas edisi 1 April 1980 tentang Pulau Sebatik.

Dengan kondisi wilayah yang demikian itu, pertanyaan yang bikin penasaran berikutnya adalah soal cara warga kedua wilayah negara saling melintasi perbatasan. Adakah perubahan dari masa ke masa?

Belum lagi soal budaya dan kehidupan keseharian warga yang berada di satu daratan dalam jarak dekat tetapi berbeda negara. 

Sederet pertanyaan itu menjadi bagian dari "bekal" Kompas.com bertolak ke Sebatik. Ini adalah bagian dari peliputan khusus bertajuk Merah Putih di Perbatasan, kolaborasi bersama Kompas.com dan Badan Nasional Pengelola Perbatasan (BNPP).

Baca juga: Kisah Merah Putih di Tepi Batas Tanah Air

Tak cukup sehari perjalanan

Perjalanan kami dimulai dari Bandara Soekarno-Hatta di Tangerang, Banten, pada Selasa (15/8/2023) pagi, dua hari menjelang peringatan dan perayaan ke-78 kemerdekaan Indonesia. 

Upacara 17-an, sebutan jamak untuk peringatan dan perayaan kemerdekaan Indonesia, memang menjadi salah satu misi peliputan kami dalam perjalanan kali ini. Dari tepi batas Tanah Air, semangat kemerdekaan ingin kami potret langsung.

Dari Bandara Soekarno-Hatta, pesawat lepas landas pada pukul 10.00 Waktu Indonesia Barat (WIB), menuju Bandara Internasional Juwata Tarakan, Kalimantan Utara. Kota Tarakan merupakan pintu masuk untuk menuju Pulau Sebatik.

Pesawat yang kami tumpangi dari Jakarta mendarat mulus di Tarakan pada pukul 13.40 Waktu Indonesia Tengah (WITa). Perhitungan waktu maju satu jam lebih cepat dibanding WIB. Saya, Wasti Samaria Simangunsong, menempuh perjalanan ini bersama tiga staf BNPP. 

Usai mengambil bagasi dan menenteng bawaan masing-masing, saya kira perjalanan akan langsung bersambung ke Pulau Sebatik. Bayangan saya, kami akan langsung menuju pelabuhan untuk menyeberang menumpang kapal ke Sebatik. 

Rupanya tidak begitu. Saya masih harus bersabar dengan rasa penasaran yang membuncah. 

Baca juga: Bergoyang-goyang di Udara Menuju Boven Digoel, Tempat Hatta Pernah Dibuang...

Ternyata, hanya ada dua kali penyeberangan rute Tarakan-Sebatik dalam satu hari. Penyeberangan pertama adalah pukul 09.30 WITa menggunakan kapal Sinar Baru, sementara penyeberangan kedua pada pukul 14.30 Wita menumpang kapal Sadewa Gemilang. 

Kami tidak keburu mengejar jadwal penyeberangan kapal. Akhirnya, pilihan yang ada adalah menginap di Tarakan.

Berbincang dengan warga setempat, Aldo, didapat bahwa perjalanan penyeberangan dari pelabuhan Kota Tarakan ke Pulau Sebatik hanya butuh waktu 2,5-3 jam. 

"Tiketnya bisa dibeli, ada agen-agen. Bisa beli langsung (juga) di pelabuhan SDF Tengkayu 2 di Tarakan. Nanti turunnya di PLBN Sei Nyamuk," ujar Aldo, Kamis.

Dengan rasa penasaran yang membuncah, malam ini saya akan beristirahat menghimpun tenaga untuk melanjutkan perjalanan esok hari. Semoga penasaran saya bisa menjadi kisah yang patut dibagikan sebagai bagian dari perayaan kemerdekaan Indonesia. 

Mau berbagi penasaran? Tunggu kelanjutan kisah perjalanan kami di liputan khusus Merah Putih di Perbatasan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

'Bullying' Suporter Persib Bandung, 2 Warga Solo Ditangkap

"Bullying" Suporter Persib Bandung, 2 Warga Solo Ditangkap

Regional
50 Rumah Warga Terdampak Banjir Lahar Gunung Lewotobi NTT

50 Rumah Warga Terdampak Banjir Lahar Gunung Lewotobi NTT

Regional
Siap Gencarkan Sport Tourism, Specta Jateng Open Tennis Tournament 2024 Disambut Antusias

Siap Gencarkan Sport Tourism, Specta Jateng Open Tennis Tournament 2024 Disambut Antusias

Regional
Polisi Tangkap 14 Orang Geng Motor Pelaku Tawuran yang Tewaskan Pelajar SMA

Polisi Tangkap 14 Orang Geng Motor Pelaku Tawuran yang Tewaskan Pelajar SMA

Regional
Tawuran Geng Motor Tewaskan 1 Pelajar SMA, Dipicu Saling Tantang di Medsos

Tawuran Geng Motor Tewaskan 1 Pelajar SMA, Dipicu Saling Tantang di Medsos

Regional
Pembeli Timah Ilegal di Sungai Bangka Ditangkap, Total Ada 14 Tersangka

Pembeli Timah Ilegal di Sungai Bangka Ditangkap, Total Ada 14 Tersangka

Regional
Geng Motor Tawuran di Bandar Lampung, 1 Korban Siswa SMA Tewas

Geng Motor Tawuran di Bandar Lampung, 1 Korban Siswa SMA Tewas

Regional
Wilayah Terdampak Longsor dan Banjir Luwu Terisolasi, Pemprov Sulsel Salurkan Bantuan dengan Helikopter

Wilayah Terdampak Longsor dan Banjir Luwu Terisolasi, Pemprov Sulsel Salurkan Bantuan dengan Helikopter

Regional
Calon Independen di Pilkada Nagekeo Wajib Kantongi 11.973 Dukungan

Calon Independen di Pilkada Nagekeo Wajib Kantongi 11.973 Dukungan

Regional
Mahasiswa Unlam Hilang Saat Reboisasi di Hutan Kapuas Kalteng

Mahasiswa Unlam Hilang Saat Reboisasi di Hutan Kapuas Kalteng

Regional
Curug Putri Carita di Pandeglang: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Rute

Curug Putri Carita di Pandeglang: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Rute

Regional
ART di Sukabumi Tewas Diduga Dibunuh di Rumah Majikan, Pelaku Ditangkap Dalam Bus

ART di Sukabumi Tewas Diduga Dibunuh di Rumah Majikan, Pelaku Ditangkap Dalam Bus

Regional
115 Rumah Terdampak Banjir di Dua Nagari di Kabupaten Sijunjung

115 Rumah Terdampak Banjir di Dua Nagari di Kabupaten Sijunjung

Regional
Serang Polsek di Kalteng, 4 Pemuda Mabuk Ditangkap

Serang Polsek di Kalteng, 4 Pemuda Mabuk Ditangkap

Regional
Geng Motor Tawuran Dalam Permukiman di Bandar Lampung, Warga Sebut 1 Orang Tewas

Geng Motor Tawuran Dalam Permukiman di Bandar Lampung, Warga Sebut 1 Orang Tewas

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com