WONOGIRI, KOMPAS.com - Gatot Subroto (42), warga Kecamatan Sidoharjo, Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah membuat sayembera berhadiah Rp 5 juta bagi yang dapat menemukan anak perempuanya, Mayda Tiara Kusuma Wardani (16) yang hilang hampir setahun yang lalu.
Terlebih, kasus anaknya yang masih duduk di bangku SMA kelas IX itu sudah dilaporkan ke aparat polsek setempat pertengahan Mei 2021.
Gatot yang dihubungi Kompas.com, Senin (21/3/2022) membenarkan dirinya membuat sayembara untuk mencari anaknya yang hilang hampir setahun yang lalu.
Ia pun rela menjual sepeda motornya untuk membayar hadiah sayembara bagi yang menemukan anaknya. Sayembara itu diunggah di aneka media sosial tiga hari yang lalu.
Hanya saja, postingan itu dihapus lantaran ada tekanan dari beberapa pihak yang tersinggung dengan sayembara tersebut. “Saya posting di berbagai media sosial. Kemudian ada yang marah-marah kepada saya. Kemudian saya hapus juga,” kata Gatot.
Pasca diposting, ada netizen yang menyampaikan posisi anaknya berada di Kabupaten Ngawi Jawa Timur. Tak hanya itu, ada nitizen yang menyebut anaknya berada di Poso, Sulawesi Tengah.
“Setelah memberi informasi itu orang yang bilang anak saya di Poso minta uang. Terus kemudian dikirim foto tetapi saya lihat bukan anak saya. Makanya saya tidak saya kasih,” jelas Gatot.
Gatot membuat sayembara bukan ia tidak percaya kinerja Polri menemukan anak dan pelakunya.
Namun ia heran selama hampir setahun dilaporkan ke polisi tidak ada perkembangan penanganannya. Padahal, pria yang diduga membawa anak gadisnya itu bernaung di bawah salah satu perguruan pencak silat.
Baca juga: Marak Aksi Vandalisme, Pemkot Bandung Gelar Sayembara Berhadiah Rp 10 Juta, Ini Penjelasannya
Ia optimistis bila polisi menelusuri jejak pria itu pasti akan ketemu lantaran perguruan pencak silat itu memiliki cabang di seluruh pelosok Indonesia.
Gatot mengaku sudah melaporkan kasus anaknya hilang ke Polsek Sidoharjo hampir setahun yang lalu. Tak hanya itu, tiga bulan dirinya juga sudah melaporkan kasus itu ke Polres Wonogiri.
“Saya sudah melaporkan anak saya yang hilang ke dua polsek dan polres. Tetapi saat lapor hanya dimintai foto kopi akte kelahiran dan foto kopi kartu keluarga saja,” ungkap Gatot.
Soal anaknya dilarikan atau diculik, bagi Gatot hal itu menjadi urusan kepolisian untuk menanganinya.
Gatot menduga anaknya dibawa lari oleh seorang pelatih pencak silat. Pasalnya, dua hari sebelum anaknya hilang, pria yang biasa melatih anaknya pencak silat sempat mendatangi rumahnya. Pria itu menyatakan tidak memiliki hubungan spesial dengan anaknya.
“Malam (hari sabtu) itu pria itu datang bersama dua puluh anggota pesilat ke rumah saya. Dia (pelatih silat) itu menyatakan bahwa tidak apa-apa dengan anak saya,” kata Gatot.
Baca juga: Sayembara Berhadiah Rp 10 Juta untuk Cari Pelaku Vandalisme di Kota Bandung