Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Seni Rupa, Sarana Menebar "Dharma" bagi Sesama

Kompas.com - 13/06/2013, 17:12 WIB
Kontributor Magelang, Ika Fitriana

Penulis

MAGELANG, KOMPAS.com - Kegiatan seni budaya menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari masyarakat Borobudur, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah. Ribuan karya seni termasuk seni rupa telah lahir dari tangan para seniman Borobudur dan sekitarnya.

Bagi mereka, seni sudah menjadi ruh sekaligus sarana menebar dharma atau kebaikan sesama dan lingkungan sekitar. Konsep dharma inilah yang menginspirasi 58 pelukis dari Sumatera, Jawa dan Bali berkumpul memamerkan hasil karya mereka pada Pameran Seni Rupa. Pameran bertema "Dharma" ini digelar di Limanjawi Art House, Borobudur Kabupaten Magelang, 13 - 17 Juni 2013 mendatang. Tidak kurang dari 80 karya lukis dan 15 patung dipamerkan di Limanjawi.

Umar Chusaeni, Ketua Penyelenggara Pameran tersebut mengatakan, pameran ini merupakan salah satu rangkaian kegiatan untuk mendukung even empat tahunan Borobudur Internasional Festival (BIF) 2013. Karya-karya yang dipamerkan sebagain besar adalah tentang candi Borobudur dan geliat kehidupan di sekitarnya. Namun mempunyai satu makna yaitu dharma.

''Dharma artinya kebaikan, sebagaimana nilai filosofi Candi Borobudur yang menebarkan nilai-nilai kebaikan, baik kepada sesama manusia maupun kepada lingkungan alam,'' kata Umar saat membuka pameran, Kamis (13/6/2013).

Selain di Limanjawi Art House, pameran serupa juga digelar di Tuk Songo Visual Art House dan di Taman Lumbini kompleks Taman Wisata candi Borobudur, Kabupaten Magelang. Pameran dibuka gratis bagi masyarakat.

"Berbeda dengan tahun sebelumnya, jumlah lukisan yang dipamerkan tahun ini lebih sedikit. Sebab tahun ini mengambil lokasi indoor sehingga karya lukis yang akan dipamerkan harus melalu tahap seleksi karena memang ada keterbatasan ruang untuk menampung karya lukis tersebut. Sementara tahun lalu konsepnya outdoor," jelas Umar yang juga Ketua Komunitas Seniman Borobudur Indonesia (KSBI) ini.

Umar berharap, melalui pameran tersebut bisa menjadi semangat para seniman, khususnya seniman lokal untuk terus berkarya dan tidak mudah putus asa.

Sebelum pameran dibuka resmi, puluhan seniman menggelar kirab beragam kesenian rakyat seperti dayakan (topeng ireng) Cipto Kawedar, Campur, tari Sorengan, Kukilo Gunung, Jingkrak Sundang, dan lainnya. Kirab budaya dimulai dari lapangan Pondok Tingal menuju Limanjawi Art House yang berjarak sekitar 1 kilometer.

Para seniman juga unjuk kemampuan mereka menari tradisional di hadapan ribuan warga yang menyaksikan. Tampak hadir Dirjen Ekonomi Kreatif Berbasis Seni dan Budaya Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Watie Moerany, anggota Komisi X DPR RI Abdul Kadir Karding, dan Ketua DPRD Kabupaten Magelang Susilo dan staf pengajar ISI Yogyakarta, Mikke Susanto serta beberapa tokoh masyarakat setempat.

Watie Moerany bersama para seniman membuka secara resmi pameran itu dengan melepas puluhan ekor burung ke alam sebagai tanda kebebasan berekspresi para seniman. Watie Moerany, pada kesempatan itu mengungkapkan dukungan penuh kepada Borobudur sebagai pusat pengembangan kawasan seni dan budaya baru.

Kegiatan BIF 2013, katanya, patut diapresiasi karena dari even tersebut, peluang sektor pariwisata dan geliat pelaku kreatif dapat tumbuh dan berkembang, melalui aneka ragam program dan kegiatan kesenian yang telah dirancang selama festival berlangsung.

"Kami yakin pengembangan ekonomi kreatif akan mampu menumbuhkan perekonomian masyarakat. Kita harus beri ruang agar seniman bisa tumbuh," tandas Watie.

Selain itu, menurutnya, candi Borobudur secara riil memiliki potensi besar dalam pertumubuhan ekonomi dari hasil sektor industri pariwisata dan kreatif yang diperoleh dari wilayah sekitarnya. Pihaknya berharap, pameran ini menjadi kesempatan yang baik dan bisa menghasilkan perspektif yang kreatif, sekaligus sebagai solusi untuk peningkatan kreativitas, kualitas dan produktivitas.

"Sehingga bisa berdampak pada kontribusi pertumbuhan ekonomi yang positif bagi para pelaku kreatif di wilayah Borobudur, khususnya dan Indonesia, umumnya," pungkas Watie.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com