Dari hitung cepat Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC), lembaga survei yang dipakai pasangan AA Puspayoga-Dewa Sukrawan, misalnya, dukungan kepada Puspayoga-Sukrawan angkanya 50,31 persen, dan 49,69 persen untuk Made Mangku Pastika-I Ketut Sudikerta.
Meskipun demikian, menurut Deni Irvani, peneliti SMRC, hitung cepatnya tak bisa dipakai sebagai acuan. Alasannya, perbandingan suaranya terlalu tipis atau kurang dari 1 persen.
”Selain itu, kami hanya hitung 400 tempat pemungutan suara (TPS) dari 6.371 TPS,” katanya.
Hasil hitung cepat yang dilakukan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) di Sekretariat Dewan Pimpinan Daerah Bali, Denpasar, juga menunjukkan kemenangan Puspayoga-Sukrawan. Wakil Sekretaris Jenderal Dewan Pimpinan Pusat PDI-P Hasto Kristianto menyatakan, dari 650 TPS, Puspayoga–Sukrawan unggul 50,7 persen suara, dan pasangan Pastika-Sudikerta 49,3 persen.
”Meskipun di jajaran partai menyatakan Puspayoga menang, kami masih menunggu penghitungan manual Komisi Pemilihan Umum Bali,” ungkap anggota DPR itu.
Adapun versi hitung cepat tim sukses Pastika-Sudikerta, yakni Sekar Tunjungan Centre (STC), justru sebaliknya. Pastika-Sudikerta meraih suara 51,6 persen dan Puspayoga-Sukrawan memperoleh 48,4 persen suara.
Sementara hasil hitung cepat Indonesia Research Center (IRC) menyatakan Pastika-Sudikerta unggul 50,01 persen dan Puspayoga-Sukrawan meraih 49,9 persen.
Namun, Natalia Christanto, peneliti IRC, pihaknya tak berani mengklaim penghitungannya bisa dipercaya. Alasannya, IRC hanya menghitung 300 TPS. ”Sebab itu, masyarakat lebih baik menunggu KPU Bali,” ujarnya.
Sejauh ini, penghitungan akhir Pilkada Provinsi Bali dijadwalkan pada 25-27 Mei mendatang.